TOKOH WAYANG POPULER
Uny.ac.id
Penyusun : Muh Faisal
Editor : Tim Editor
Desain Sampul : Louis
Penata Letak : Tita Wulan
REDAKSI Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Cetakan Pertama, 2014 Cet. 1, Agustus 2014
iv + 152 hlm; 15 × 23 cm
I.Tokoh Wayang Populer II.Judul
Penerbit PT. HAFAMIRA
Jln. dr Wahidin Sudirohusodo No. 37 Klaten-Jawa Tengah Telp./Faks. (0272) 327647/321056
ISBN 979 - 26 - 7528 - 0
sumber : http://library.uny.ac.id (398.54) Fai t2
Latar Belakang
Wayang literatur seni pertunjukan asli indonesia yang menuai perkembangan pesat di pulau Jawa dan Bali. Malaya juga memiliki budaya wayang. Semua itu,terpengaruh oleh kebudayaan Jawa dan Hindu. Tokoh- tokoh wayang sangat penting diketahui oleh pelaku seni seperti pedhalangan,tari,dan teater, karena seni wayang banyak memuat ajaran moral budi pekerti serta wahana bercerita dan memberikan berbagai karakter dan tokoh dalam pementasannya. Semoga buku ini mampu memberika manfaat, inspirasi, dan pencerahaan nilai positif bagi seluruh pembaca.
Isi Buku ini meceritakan identitas dan kehidupan tiap tokoh- tokoh pewayangan. Buku ini memudahkan para seniman, pecinta dan penikmat seni untuk memahami dan mengerti watak, sifat, bahkan kehidupan tokoh.
Kelebihannya yaitu dalam buku ini tidak hanya biografi dari tiap tokoh pewayangan, tetapi juga asal muasal /cerita kehidupan secara singkat dan jelas. Bahkan didalamnya juga terdapat tambahan sedikit pada beberapa tokoh tentang penjelasan fisik juga sandangan yang dipakainya. Sedangkan kekurangannya yaitu bagian yang diburamkan tulisannya dibuku ini saya kira hal - hal/ bagian-bagian yang penting tetapi ternyata tidak bahkan ada dibagian kalimat yang belum selesai tetapi tidak terkena buraman..jadi intinya bagian yang diburami itu bukan bagian inti dari cerita kehidupan tokoh.
Uny.ac.id
Penyusun : Muh Faisal
Editor : Tim Editor
Desain Sampul : Louis
Penata Letak : Tita Wulan
REDAKSI Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Cetakan Pertama, 2014 Cet. 1, Agustus 2014
iv + 152 hlm; 15 × 23 cm
I.Tokoh Wayang Populer II.Judul
Penerbit PT. HAFAMIRA
Jln. dr Wahidin Sudirohusodo No. 37 Klaten-Jawa Tengah Telp./Faks. (0272) 327647/321056
ISBN 979 - 26 - 7528 - 0
sumber : http://library.uny.ac.id (398.54) Fai t2
Latar Belakang
Wayang literatur seni pertunjukan asli indonesia yang menuai perkembangan pesat di pulau Jawa dan Bali. Malaya juga memiliki budaya wayang. Semua itu,terpengaruh oleh kebudayaan Jawa dan Hindu. Tokoh- tokoh wayang sangat penting diketahui oleh pelaku seni seperti pedhalangan,tari,dan teater, karena seni wayang banyak memuat ajaran moral budi pekerti serta wahana bercerita dan memberikan berbagai karakter dan tokoh dalam pementasannya. Semoga buku ini mampu memberika manfaat, inspirasi, dan pencerahaan nilai positif bagi seluruh pembaca.
Isi Buku ini meceritakan identitas dan kehidupan tiap tokoh- tokoh pewayangan. Buku ini memudahkan para seniman, pecinta dan penikmat seni untuk memahami dan mengerti watak, sifat, bahkan kehidupan tokoh.
Kelebihannya yaitu dalam buku ini tidak hanya biografi dari tiap tokoh pewayangan, tetapi juga asal muasal /cerita kehidupan secara singkat dan jelas. Bahkan didalamnya juga terdapat tambahan sedikit pada beberapa tokoh tentang penjelasan fisik juga sandangan yang dipakainya. Sedangkan kekurangannya yaitu bagian yang diburamkan tulisannya dibuku ini saya kira hal - hal/ bagian-bagian yang penting tetapi ternyata tidak bahkan ada dibagian kalimat yang belum selesai tetapi tidak terkena buraman..jadi intinya bagian yang diburami itu bukan bagian inti dari cerita kehidupan tokoh.
TOKOH-TOKOH KSATRIA
• Bima (Werkudara)
• Bima (Werkudara)
Sejak muda dalam kisah pewayangan bernama Bratasena . Merupakan anak kedua dari pasangan Kunti dan Prabu Pandu Dewanata raja Hastinapura. Bima merupakan titisan Batara Bayu(Dewa Angin).Nama lainnya: Bratasena, Bimasena, Haryasena, Bayusiwi, Jagal Abilawa, Kusumadilaga, Jayalaga, dan Prabanconosiwi. Ia berkediaman di Jodipati/Tunggul Pamenang.Saat bayi Bima lahir Ia masih terbungkus dalam keadaan daging. Semua senjata telah dicobanya guna membelah daging tapi semuanya tidak mempan. Akhirnya daging tersebut menggelinding mendekati Gajah Sena lalu dipakai mainan hingga akhirnya terkena gadingnya dan pecah. Bayi Bima yang terinjak-injak oleh Gajah pun bukannya mati tetapi malah semakin tumbuh besar dan terus besar,gagah perkasa,kuat, tinggi, tegap. Gajah itu dilawan hingga akhirnya terkena kuku Bima dn seketika tewas. Kuku itu lah yang kelak menjadi senjata Kuku Pancanaka dan Ia diberi nama Bratasena. Selain itu senjata pusaka laiinya yaitu Gada Rujakpolo, dan Lambitamuka. Sedangkan ajiannya Bandung Bandawasa,Ungkal Bener,Blabak Pengantol-antol, dan Bayu Bajra. Dikisahkan dalam pewayangan Jawa Ia memiliki 3 istri dan 3 anak yaitu Dewi Nagagini berputra Antareja, Dewi Nagagini Berputra Gatotkaca, dan Dewi Urangayu berputra Antasena. Kekurangannya yaitu Ia tidak bisa berbicara krama alus, Ia akan berbicara ngoko kepada siapapun kecuali dengan Dewa Ruci. Meski begitu Ia memiliki watak ksatria, gemar menolong, cinta kasih kepada saudara,orangtua,gurunya , teguh pada prinsip, menepati janji, memberantas angkara murka,dan adil.Hingga akhirnya Bima menemui ajalnya di pertengahan perjalanan gurun pasir saat sedang mengembara/berkelana bersama keempat saudaranya setelah perang Baratayuda.
•Arjuna
Arjuna identik dengan ketampanan dan kelembutan hatinya. Ia putra Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Kunthi. Meruokan titisan dari Batara Indra. Nama lain Arjuna yaitu: Janaka, Permadi, Dananjaya, Indratanaya, Palguna, Jahnawi, Kumbang Ali-Ali, Supatra, Margana, dan Pamade. Arjuna tergolong seorang satria yang senang menolong terhadap sesama dan senang bertapa.
Akibat ketampanannya, Arjuna memounyai banyak istri. Antara lain: Sembadra, Srikandi, Larasati, Dresanala, bahkan Dewi Supraba dari kahyangan. Anaknya juga banyak,tampan,berjiwa kesatria,dan berbudi luhur. Cerminan sifat dari Arjuna adalah suka berbuat baik,membuat ia menuai kebaikan pula. Arjuna termasuk satria dari Madukara. Memiliki senjata keris Pulanggeni, panah Pasopati, panah Sarotama, keris Malayabumi yang bisa melihat alam jin.ada lagi aji Sepi Angi, sehingga ia sanggup berlari seperti angin.
Permadi adalah nama kecil Arjuna. Ia kesatria cerdik, gemar berkelana, bertapa, dan berguru menuntut ilm. Selain itu, mempunyai kemahiran memanah dan pandai dalam peperangan. Menjadikan Arjuna sebagai tumpuan Pandawa agar memperoleh kemenangan ketika pertempuran besar melawan kurawa. Ia juga memimpin kerajaan Madukara.
•Dursasana
Dursasana berasal dari kata "dur" dan "sasana". Dur bisa diartikan "buruk", dan sasana berarti "tempat". Sehingga nama Dursasana bisa mempuyai makna tempat keburukan atau selalu berbuat jahat dimanapun tempatnya. Ia adalah pitra kedua dari Prabu Destarata dengan Dewi Gendari.
Ciri-ciri fisik Dursasana yaitu bermata telengan putih, berhidung dempak, dan bermulut gusen.Berperawakan tinggi dan besar Bermahkota berbentuk topeng, dan berjamang dengan garuda membelakang, bersumping kembang kluwih, berkalung ulur-ulur, bergelang, berpontoh, berkeroncong, dan berkain kerajaan lengkap. Isri Dursasana adalah Dewi Saltani dan dinugerahi putra bernama Dursala.
•Nakula Sadewa
Mereka adalah satria kembar. Putra dari Pandu Dewanata dan Dewi Madrim. Nama lainnya yaitu: Pinten, Tripala. Sedangkan Sadewa sering dipanggil Tangsen atau Darmagranti. Saudara kembar tersebut, termasuk Pandawa yang keempat dan kelima.
Nakula seorang Santri di Sawojajar, istrinya bernama Dewi Soka. Berputra dua orang, yaitu Dewi pramati dan Bambang Pramusinta. Berdasarkan dari Purwacarita, istri Nakula adalah Dewi Srengganawati, putri dari Begawan Bodawanganala. Ia menurunkan seorang putri yang sakti bernama Dewi Sri Tanjung.
Sementara adik Nakula, yaitu Sadewa. Ia mempersunting Dewi Srengginiwati, putra Begawan Bodawanganala di pertapaan Gisik bertempat di Bumiretawu. Istrinya mempunyai nama lain, Dewi Pradapa, Berputra Raden Subekti dan Dewakusuma.
•Antareja
Meruoakan putra dari Werkudara dan dewi Nagagini.Cucu dari sanghyang Hanantaboga di sapta Pratala. Ia adalah satria berwajah tampan, tetapi badannya bersisik.seperti para leluhurnya yang berada di sapta Pratala yang berwujud naga. Anantareja memiliki sifat jujur, pendiam, sangat berbakti pada yang lebih tua dan sayang kepada yang muda, rela berkorban dan besar kepercayaan kepada Sang Maha Pencipta.
Saat Dewasa, Antareja meminta isin pada ibunya untuk mencari ayahnya di Amarta. Bersama bekal kesaktiannya, yaitu bisa masuk ke dalam tanah dan siapapun yang terkena ludahnya akan sirna. Ketika mengalahkan dan melumpuhkan musuhnya hanya dengan menjilat bekas telapak kaki musuhnya. Ia berkulit Napakawaca, sehingga kebal terhadap senjata. Ia juga memiliki cincin Mustikabumi, pemberian ibunya, yang mempunyai kesaktian, menjauhkan dari kematian.
•Gatotkaca
Merupakan satria dari Pringgadani, putra pasangan Werkudara dengan Arimbi. Gatotkaca juga mempunyai nama lain, yaitu Bambang Tutuka, Kacanegara, Senaputra, Bimasuta, Arimbiyatmaja, dan Krincing Wesi. Ia memiliki saudara seayah, Antareja dan Antasena. Ia termasuk kesatria yang berkesaktian luar biasa. Bisa diibaratkan berurat kawat tulang besi. Bisa terbang tanpa sayap dan tidur di awan/langit. Nama istri Gatotkaca adalah Dewi Pregiwa, putri dari Raden Arjuna. Dari kedua pasangan itu, ia mempunyai anak bernama kirana.
Berperang merupakan kehebatan Gatotkaca. Ia memiliki aji Narantaka, pemberian dari gurunya, Resi Seta. Selain itu, ia juga mempunyai Katong Antrakusuma yang membuat ia saat terbang sangat cekatan. Sementara Caping Basunada berkesaktian dapat terhindar dari panas dan hujan, sepatu/terumpah padakacerma. Khasiatnya itu, akan terbebas dari kualat walau melintasi tempat-tempat yang wingit atau keramat.
•Antasena
Merupaka putra Bima. Salah satu dari 5 satria pandawa, ibunya bernama Dewi urangayu, putri Hyang Mintauna (Dewi ikan air tawar) di kisiknarmada.
Antasena mempunyai kesaktian berupa sungut sakti, makhluk apa pun yang tersentuh dan terkena biasanya akan menemui kematian. Antasena juga memiliki pusaka Cupu Madusena yang mampu mengembalikan kematian di luar takdir. Antasena juga tidak sangguo mati selama masih bersinggungan dengan air atau uap air. Selain itu, Antasena mempunyai sifat jujur, terus terang, bersahaja, berani karena membela kebenaran, tidak pernah berdusta
Setelah dewasa, Antasena menjadi raja di negata Dasarsamodra, bekas negaranya Prabu Ganggatrimuka yang mati terbunuh dalam peperangan. Antasena meninggal sebelum perang Bharatayuda.
•Abimanyu
Merupakan putra pasangan Arjuna dengan Subadra. Nama lainnya adalah Angkawijaya dan Jayamurcita. Kesatriyannya bernama Plangkawati. Memiliki 2 istri, yaitu Siti Sundari dan Dewi Utari yang berputra Parikesit. Abimanyu tergolong satria yang halus budinya, senang menolong, suka berkelana, seperti ayahnya. Ia ditakdirkan mempunyai benih yang akan menurunkan seorang raja.
Kematian Abimanyu disebabka termakan oleh sumpahnya sendiri. Dikisahkan saat akan menikah dengan Dewi Utari, ia mengatakan kalau ia masih perjaka. Demi meyakinkan calon istrinya, ia berani bersumpah kalau ternyata berbohong Abimanyu akan gugur dalam peperangan Baratayuda dengan cara badannya dipenuhu dengan senjata (tatu arang kranjang). Padahal ia baru saja melangsungkan pernikahannya dengan Dewi Siti Sundari, pitra dari Prabu Kresna.
•Irawan
Merupakan putra Arjuna dengan Dewi Ulupi, putri Resi Kanwan atau Begawan Jayawilapa di pertapaan Yasarata. Ia mengikuti jejak sang ibu yang selalu berada di padepoka atau pertapaan Yasarata. Jika dibutuhka tenagannya baru ia menghadap ke Amarta.
Berwatak tenang dan tekun. Irawan pernah menjadi raja di negara Paranggupita dan bergelar Prabu Gambir Anom. Beberapa prajuritnya adalah wanita yang mampu mengalahkan kesaktian Arjuna.
•Wibisana
Merupaka putra Begawan Wisrawa dan Dewi Sukesi. Ia termasuk cucu Begawan Sumali Raja Alengka. Dasamuka,Kumbakarna, dan Sarpakenaka adalah saudaranya. Wibisana memiliki wajah tampan dan watak satria. Seperti saudaranya yang lain. Ia disuruh oleh kakeknya bertapa di gunung Gohkarna sejak kecil sampai dewasa. Sebab wataknya baik, Bathara Guru memberikan anugerah ia akan mengabulkan semua permintaanya.
Dalam pewayangan Jawa, Wibisana sering disebut dengan nama lengkap Gunawan Kuntawibisana. Tempat tinggalnya bernama Kesatrian Parangkuntara.
•Arjuna Sarabahu
Merupakan putra Kartawirya, Raja Maespati. Saat ia disuruh oleh orang tuanya untuk segera menikah, ia tidak menurutinya,malah pergi ke Goa Waringin Putih untuk bersemedi. Kemudian ia menjadi sangat sakti, sebab bersemedi dengan sungguh-sungguh. Terbukti saat ada raksasa yang terbang di atas Goa Waringin Putih, tiba-tiba terjatuh, karena daya kesaktiannya.
Raksasa itu bernama Yaksmuka, ia diutus oleh rajanya yang bernama Dasamuka. Demi mencari 1000 kepala pendeta,untuk memenuhi permintaan Dewi Citralangeni, putri negara Tunjungpura.Sebenarnya, itu hanya siasat, bahwa Dewi Citralangeni menolak pinangan Dasamuka.
•Ramawijaya
Merupakan putra dari Prabu Dasarata Raja Ayodya dengan Dewi Ragu atau Dewi Sukasalya. Dikisahkan saat itu, Raden Rama memenangkan sayembara dengan mengangkat busur panah pusaka di negara Mantili. Dari hadiah sayembara ini adalah Dewi Sinta, putri yang cantik jelata tiada bandingnya.
Rama sebagai putra mahkota akan segera menggantikannya ayahnya menjadi raja di Ayodya. Namun Dewi Kekayi (istri selir) Prabu menagih janji. Saat ingin memperistri dirinya, bahwa anaknya akan dijadikan menjadi raja. Akhirnya Rama gagal menjadi raja, malah ia dibuang ke hutan Dandaja selama 13 tahun dan ditemani adiknya bernama Lesmana (Laksmana).
•Dasamuka
Dasamuka atau Rahwana adalah putra Resi Wisrawa dengan Dewi Sukesi. Dewi Sukesi merupakan pitri Prabu Sumali di Alengka. Sewaktu Dasamuka akan lahir, ada tanda-tanda yang menyeramkan. Diantaranya hujan darah, matahari suram, setan, dan jin menampakkan wujudnya, serta berjoget bersenang-senang. Kilat sambar petir menyambar- nyambar, gunung meletus berkali-kali, serta gempa menggoncang bumi sangat menyeramkan.
Semua itu sebagai tanda bahwa bayi yang akan lahir adalah bayi yang kelak akan memiliki kesaktian luar biasa. Tapi berwatak angkara murka. Ternyata betul anggapan itu, Dewi Sukesi melahirkan bayi aneh. Wajahnya mengerikan, berwajah sepuluh, bertaring, wajahnya merah, dan kulitnya membiru.saat itu Resi wisrawa sangat sedih ketika melihat putranya seperti itu. Ia lalu menemui ayahnya untuk meminta saran. Prabu Sumali sanggup merawat bayi tersebut. Kemudian memberi nama Dasamuka yang artinya sepuluh wajah.
•Destarata
Merupakan putra bayi Begawan Abiyasa dengan Dewi Ambika. Begawan Abiyasa merupakan keturunan Resi Palasara. Atas persetujuan Dewi Durgandini (Janda Prabu Santanu) dan Resi Bisma, diminta meneruskan keturunan Barata. Diharapkan jangan sampai musnah (cures) dengan menjabat raja di Astina. Oleh sebab itu, Bisma berjanji tidak akan menikah (Wadat) dan menjabat sebagai raja.
Begawan Abiyasa lalu menyanggupi dan akan datang ke Astina. Kedatangan Abiyasa selain dinobatkan menjadi raja, ia juga diberi 2 orang janda Prabu Citragada untuk dinikahinya. Putri pertama bernama Ambika . Namun Ambika takut sekaki melihat Abiyasa ( Abiyasa hidupkya selalu berada di hutan). Ia lalu menutup wajahnya dan memejamkan matanya. Sikap ini mengakibatkan, ia memiliki putra bermata buta bernama Destarata. Destarata bermata buta, hal mana dapat dilihat dari biji matanya yang putih, tanpa tanda hitam di tengahnya. Berhidung mancung, bermulut rapat. Bersanggul keling Berjamang dengan sumping kembang luwih, berkalung ulur- ulur, bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Berpakaian bokongan raton.
• Pandu Dewanata
Merupakan putra Prabu Abiyasa, raja Astina Pura dengan Dewi Ambilaka. Pandu bereajah pucat dan leher beleng (tengeng). Hal ini dikarenakan saat Abiyasa dan Ambalika merasa takut, sehingga seraut wajahnya pucat. Ia juga menggeleng-gelengkan kepala sampai leher pandu menjadi beleng.
Sewaktu Pandu dewasa, lalu pandu menjabat raja menggantikan Abiyas. Mambuat Pandu bergelar Prabu Pandu Dewanata. Suatu saat, ketika Pandu mengembara. Pandu berhasil memenangkan sayembara dan membawa putri tiga, yaitu Kunti, Gendari, dan Madrim. Disebabkan sangat menghormati saudara tuanya, yaitu Destarata. Selanjutnya Destarata dipersilahkan memilih dan membawa salah satu putri untuk dijadikan istrinya. Saat itu pada waktu bersamaan Sengkuni, adik Gendari mulai bertindak licik. Prabu Pandudewanata bermata jaitan, berhidung mancung, bermulut rapat, bersanggul kadal menek, bersunting wederan. Tersebut di dalam cerita, Pandu bercacat tengeng di leher. Berkakung ulur-ulur, bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Berkain bokongan putran.
•Subali dan Sugriwa
Merupakan kakak beradik putra Resi Gotama dengan Dewi Indradi. Sewaktu muda mereka bernama Guwarsi dan Guwarsa, keduanya adalah satria tampan. Sebab mencebur di sendang berbisa untuk berebut Cupu Manik Astagina. Membuat Guwarsi dan Guwarsa berganti rupa secara tiba-tiba menjadi kera merah dan berganti nama Subali dan Sugriwa. Sugriwa adalah tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana. Dalam bahasa Sansekerta memiliki arti "leher yang tampan ". Ia merupakan seekor kera dan raja kera wanara. Tinggal di Kerajaan Kiskenda bersama kakaknya yang bernama Subali. Ia juga teman Sri Rama dan membantunya memerangi Rahwana demi menyelamatkan Sinta.
•Barata
Barata merupakan putra Prabu Dasarata, raja dari Ayodyapala dengan Dewi Kekayi, seorang selir.Saat akan diperistri oleh sang Prabu, Dewi Kekayi mengajukan permintaan, yaitu apabila dia kelak mempunyai anak laki-laki , maka harus menjadi raja. Sebab ketika itu Dasarat dalam eadaan mabuj kepayang. Maka semua permintaan dari Dewi Kekayi dikabulkan saja. Tanoa berpikir panjang tentang bagaimana akibatnya nanti.
Barata memiliki adik bernama Satrugna. Sementara dari ibu lainnya, yaitu Dewi/Sukasalya permaisurin Prabu Dasarata. Ia mempunyai anak bernama Ramawijaya dan dari Dewi Sumitrawati berputra Lesmana/Laksmana. Tetapi seharusnya yang menjabat sebagai raja Ayodya adalah Ramawijaya. Disebabkan dia adalah anak dari permaisuri.
Namun Prabu Dasarata sendiri harus menepati janjinya pada Dewi Kekayi. Tapi hal yang terjadi malah Ramawijaya dihukum buang selama 13 tahun di hutan. Akhirnya Ramawijaya meninggalkan kerajaan dengan ditemani oleh istrinya yang cantik bernama Dewi Sinta bersama adiknya Lesmana yang sangat setia kepadanya.
•Baladewa
Saat muda bernama Kakrasana. Ia putra Prabu Basudewa, Raja Mandura dengan Dewi Rohini. Dipanggil Baladewa, sebab ia pernah menjadi jago dari para dewa untuk mengalahkan musuh yang merusak Kahyangan. Julukan lain dari Baladewa, yaitu Balarama, Halayuda, Wasi Jaladara, Bagawan Kusumawalkita, dan Curiganata.
Saudara Baladewa ada 2, yaitu Naraya (Kresna) dan Rana ireng ( Dewi Subadra). Saat saudaranya bertiga ini masih kecil, sempat dititipkan kepada Demang Sagopi di Widara kandang, sebb akan dibunuh Kangsa yang berkeinginan menjabat raja Mandura. Kakrasana memiliki senjata bernama Nenggala pemberian dari Batara Brahma.
Dikisahkan tentang Kangsa yang ingin membunuh ketiga putra Basudewa. Mencoba mengadakan lomba sabu g, tetapi yang diadu adalah manusia. Jagonya Kangsa bernama Suratimantra dan musuhnya bernama Bilawa/Bratasena jago dari Ugrasena. Baladewa sangat mahir dalam olah keterampilan mempergunakan gada, hingga Bima dan Duryudana berguru kepadanya. Baladewa mempunyai dua pusaka sakti: Nanggala dan Alugara, keduanya pemberian Bathara Brahma. Baladewa juga mempunyai kendaraan gajah bernama Kyai Puspadenta. Prabu Baladewa yang mudahya pernah menjadi pendeta di pertapaan Argosanya bergelar Wasi Jaladara.
•Duryudana
merupakan putra sulung dari Prabu Destarata dan Dewi Gendari.Julukan dari Duryudana, antara lain, Kurupati, Jakapitana, Gendarisuta, Suyudana, Tripamangsah, Jayapitana. Sedangkan istrinya bernama Dewi Banowati. Mereka memiliki dua anak, yaitu Rasen Lesmana Mandrakumara dan Dewi Lemanawati.
Sementara itu, Duryudana bersaudara 99 orang. Oleh sebab itu, disebut Sata Kurawa, sata berarti 100. Sedangkan Dewi Dursilawati satu-satunya saudara perempuannya.
Duryudana memiliki perawakan yang tinggi besar. Sewaktu kecil, musuhnya selalu Werkudara yang perawakannya juga tinggi besar. Malah sampai perang Baratayuda, keduanya juga berperang. Wataknya yang buruk sudah terbentuk dan terlahir sejak kecil. Sebab pengaruh dari pamannya bernama Sengkuni. Tubuh Duryudana dikatakan terbuat dari petir, membuat ia sangat kuat. Ia dihormatu oleh adik-adiknya, khususnya Dirssana. Selama belajar ilmu bela diri dari gurunya, yaitu Krepa, Drona dan Balarama atau Baladewa, ia menjadi sangat kuat dengan senjata gada.
•Kresna
Saat muda bernama Narayana. Ia adalah putra Prabu Basudewa, raja di Mandura. Ibunya bernama Dewi Rohini. Kresna mempunyai dua saudara tua dan Dewi Rara Ireng atau Subadra (Sembadra) saudara muda. Julukan Kresna lain adalah Kesawamurti, Padmanaba, Guwinda, Danardana, Wasudewa, Wisnumurti.
Sewaktu masih kecil, Kresna dititipkan di Widarakandang bersama dengan dua saudaranya. Ketiganya sengaja diungsikan oleh Prabu Basudewa, sebab ancaman musuh saudara tirinya bernama Kangsadews. Di Widarakandang, ketiganya diasuh oleh ki Demang Antyagopa dan Nyai Sagopi.
Saat mengembara, Narayana berguru kepada Begawan Padmanaba. Ia memperoleh anugerah dewa berwujud senjata sakti tiada tertandingi, yaitu Cakra Baskara dan Kembang Wijaya Kusuma. Prabu Kresna bisa bertiwikrama (berganti rupa menjadi raksasa maha besar). Di dalam lakon Kresna Gugah, di mana Kresna dibangunkan selagi ia sedang tidur berupa raksasa dengan memegang senjata cakra, yakmi senjata yang menandakn, bahwa kresna adalah titisan wisnu.
•Karna
Merupakan titisan Batara Surya yang menitis di rahim Dewi Kunti. Sebelum Dewi Kunti diperistri oleh Pandu Nama lain Karna, yaitu Basukarna, Suryaputra, Basusena, Pritaputra, dan Suryatmaja. Karna memiliki arti telinga, sebab karna memang lahir dari telinga Dewi Kunti.
Dikisahkan Kunti memiliki Aji Adityaherdaya atau Aji Punta Wekasing Rasa Sabda Tunggal, tanpa lawan pemberian Bagawab Druwasa. Aji tersebut memiliki kemampuan bisa mendatangkan dewa. Sewaktu itu, Kunti ingin sekali mencoba kekuatan aji itu. Hatinya ingin mendatangkan Batara Surya. Setelah mantra dibaca datanglah Batara Surya di hadapanya.
Batara Surya kemudian menitipkan wasiat yang berupa jelmaannya di rahim Kunti. Seketika itu, Kunti hamil dan melahirkn bayi laki-laki yang lahir lewat telinga, serta diberi nama karna. Sebab sat itu, Kunti masih gadis dan ia merasa malu, jika mempunyai anak.
Karna merupakan sosok pahlawan yang memiliki sifat-sifat kompleks. Meskipun berada di pihak antagonis, namun ia terkenal sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kesatria. Sifatnya angkuh, sombong, suka membanggakan diri, namun juga seorang dermawan yang murah hati kepada siapa saja, terutama fakir miskin dan kaum brahmana. Kesaktiannya yang luar biasa membuat namanya terkenal sepanjang masa dan disebut dengan penuh penghormatan.
•Yudistira
Secara lahiriah adalah putra sulung Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Kunti. Tetapi secara batiniah, Yudistira anak titisan Batara Dharma. Saudara Yudistira dari satu ibu ada dua yaitu, Werkudara dan Arjuna, sementara saudara lain ibu ada 2 yaitu Nakula dan Sadewa. Saudara kelima tersebut disebut pandawa, sebab anak keturunan Pandu.
Panggilan lain Yudistira ialah Puntadewa, Darmakusuma, Darmaputra, Dwijakangka. Yudistira beristri Dewi Drupadi dan berputra satu, bernama Pancawala. Ia memiliki darah putih, maka berwatak sabar, adil, jujur, menerima apa adanya, bijaksana, berbakti kepada Tuhan
Pusaka Jamus Kalimasada pemberian Batara Darma untuk Yudistira saat menjabat raja di Amarta. Sebuah pusaka tiada tara kesaktiannya. Tiada dewa dan manusia yang sanggup melawannya. Diceritakan negara yang memiliki atau disinggahi pusaka itu akan menjadi makmur, subur, jauh dari musuh, aman, dan tenteram.
Yudistira bermata jaitan, berhidung mancung, bermuka tenang, lebih tenang dari masa mudanya, sewaktu masih bernama Puntadewa. Bergelung keling, Bersunting waderan. Sesudah bertakhta sebagai raja, segaoa pakaian serba keemasan dan segala permatanya dibuangnya. Maka ia adalah seorang raja yang sangat bersahaja. Prabu Yudistira berwanda: 1. Putut, 2. Manuksma, 3. Jimat, 4. Deres.
•Arjuna
Arjuna identik dengan ketampanan dan kelembutan hatinya. Ia putra Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Kunthi. Meruokan titisan dari Batara Indra. Nama lain Arjuna yaitu: Janaka, Permadi, Dananjaya, Indratanaya, Palguna, Jahnawi, Kumbang Ali-Ali, Supatra, Margana, dan Pamade. Arjuna tergolong seorang satria yang senang menolong terhadap sesama dan senang bertapa.
Akibat ketampanannya, Arjuna memounyai banyak istri. Antara lain: Sembadra, Srikandi, Larasati, Dresanala, bahkan Dewi Supraba dari kahyangan. Anaknya juga banyak,tampan,berjiwa kesatria,dan berbudi luhur. Cerminan sifat dari Arjuna adalah suka berbuat baik,membuat ia menuai kebaikan pula. Arjuna termasuk satria dari Madukara. Memiliki senjata keris Pulanggeni, panah Pasopati, panah Sarotama, keris Malayabumi yang bisa melihat alam jin.ada lagi aji Sepi Angi, sehingga ia sanggup berlari seperti angin.
Permadi adalah nama kecil Arjuna. Ia kesatria cerdik, gemar berkelana, bertapa, dan berguru menuntut ilm. Selain itu, mempunyai kemahiran memanah dan pandai dalam peperangan. Menjadikan Arjuna sebagai tumpuan Pandawa agar memperoleh kemenangan ketika pertempuran besar melawan kurawa. Ia juga memimpin kerajaan Madukara.
•Dursasana
Dursasana berasal dari kata "dur" dan "sasana". Dur bisa diartikan "buruk", dan sasana berarti "tempat". Sehingga nama Dursasana bisa mempuyai makna tempat keburukan atau selalu berbuat jahat dimanapun tempatnya. Ia adalah pitra kedua dari Prabu Destarata dengan Dewi Gendari.
Ciri-ciri fisik Dursasana yaitu bermata telengan putih, berhidung dempak, dan bermulut gusen.Berperawakan tinggi dan besar Bermahkota berbentuk topeng, dan berjamang dengan garuda membelakang, bersumping kembang kluwih, berkalung ulur-ulur, bergelang, berpontoh, berkeroncong, dan berkain kerajaan lengkap. Isri Dursasana adalah Dewi Saltani dan dinugerahi putra bernama Dursala.
•Nakula Sadewa
Mereka adalah satria kembar. Putra dari Pandu Dewanata dan Dewi Madrim. Nama lainnya yaitu: Pinten, Tripala. Sedangkan Sadewa sering dipanggil Tangsen atau Darmagranti. Saudara kembar tersebut, termasuk Pandawa yang keempat dan kelima.
Nakula seorang Santri di Sawojajar, istrinya bernama Dewi Soka. Berputra dua orang, yaitu Dewi pramati dan Bambang Pramusinta. Berdasarkan dari Purwacarita, istri Nakula adalah Dewi Srengganawati, putri dari Begawan Bodawanganala. Ia menurunkan seorang putri yang sakti bernama Dewi Sri Tanjung.
Sementara adik Nakula, yaitu Sadewa. Ia mempersunting Dewi Srengginiwati, putra Begawan Bodawanganala di pertapaan Gisik bertempat di Bumiretawu. Istrinya mempunyai nama lain, Dewi Pradapa, Berputra Raden Subekti dan Dewakusuma.
•Antareja
Meruoakan putra dari Werkudara dan dewi Nagagini.Cucu dari sanghyang Hanantaboga di sapta Pratala. Ia adalah satria berwajah tampan, tetapi badannya bersisik.seperti para leluhurnya yang berada di sapta Pratala yang berwujud naga. Anantareja memiliki sifat jujur, pendiam, sangat berbakti pada yang lebih tua dan sayang kepada yang muda, rela berkorban dan besar kepercayaan kepada Sang Maha Pencipta.
Saat Dewasa, Antareja meminta isin pada ibunya untuk mencari ayahnya di Amarta. Bersama bekal kesaktiannya, yaitu bisa masuk ke dalam tanah dan siapapun yang terkena ludahnya akan sirna. Ketika mengalahkan dan melumpuhkan musuhnya hanya dengan menjilat bekas telapak kaki musuhnya. Ia berkulit Napakawaca, sehingga kebal terhadap senjata. Ia juga memiliki cincin Mustikabumi, pemberian ibunya, yang mempunyai kesaktian, menjauhkan dari kematian.
•Gatotkaca
Merupakan satria dari Pringgadani, putra pasangan Werkudara dengan Arimbi. Gatotkaca juga mempunyai nama lain, yaitu Bambang Tutuka, Kacanegara, Senaputra, Bimasuta, Arimbiyatmaja, dan Krincing Wesi. Ia memiliki saudara seayah, Antareja dan Antasena. Ia termasuk kesatria yang berkesaktian luar biasa. Bisa diibaratkan berurat kawat tulang besi. Bisa terbang tanpa sayap dan tidur di awan/langit. Nama istri Gatotkaca adalah Dewi Pregiwa, putri dari Raden Arjuna. Dari kedua pasangan itu, ia mempunyai anak bernama kirana.
Berperang merupakan kehebatan Gatotkaca. Ia memiliki aji Narantaka, pemberian dari gurunya, Resi Seta. Selain itu, ia juga mempunyai Katong Antrakusuma yang membuat ia saat terbang sangat cekatan. Sementara Caping Basunada berkesaktian dapat terhindar dari panas dan hujan, sepatu/terumpah padakacerma. Khasiatnya itu, akan terbebas dari kualat walau melintasi tempat-tempat yang wingit atau keramat.
•Antasena
Merupaka putra Bima. Salah satu dari 5 satria pandawa, ibunya bernama Dewi urangayu, putri Hyang Mintauna (Dewi ikan air tawar) di kisiknarmada.
Antasena mempunyai kesaktian berupa sungut sakti, makhluk apa pun yang tersentuh dan terkena biasanya akan menemui kematian. Antasena juga memiliki pusaka Cupu Madusena yang mampu mengembalikan kematian di luar takdir. Antasena juga tidak sangguo mati selama masih bersinggungan dengan air atau uap air. Selain itu, Antasena mempunyai sifat jujur, terus terang, bersahaja, berani karena membela kebenaran, tidak pernah berdusta
Setelah dewasa, Antasena menjadi raja di negata Dasarsamodra, bekas negaranya Prabu Ganggatrimuka yang mati terbunuh dalam peperangan. Antasena meninggal sebelum perang Bharatayuda.
•Abimanyu
Merupakan putra pasangan Arjuna dengan Subadra. Nama lainnya adalah Angkawijaya dan Jayamurcita. Kesatriyannya bernama Plangkawati. Memiliki 2 istri, yaitu Siti Sundari dan Dewi Utari yang berputra Parikesit. Abimanyu tergolong satria yang halus budinya, senang menolong, suka berkelana, seperti ayahnya. Ia ditakdirkan mempunyai benih yang akan menurunkan seorang raja.
Kematian Abimanyu disebabka termakan oleh sumpahnya sendiri. Dikisahkan saat akan menikah dengan Dewi Utari, ia mengatakan kalau ia masih perjaka. Demi meyakinkan calon istrinya, ia berani bersumpah kalau ternyata berbohong Abimanyu akan gugur dalam peperangan Baratayuda dengan cara badannya dipenuhu dengan senjata (tatu arang kranjang). Padahal ia baru saja melangsungkan pernikahannya dengan Dewi Siti Sundari, pitra dari Prabu Kresna.
•Irawan
Merupakan putra Arjuna dengan Dewi Ulupi, putri Resi Kanwan atau Begawan Jayawilapa di pertapaan Yasarata. Ia mengikuti jejak sang ibu yang selalu berada di padepoka atau pertapaan Yasarata. Jika dibutuhka tenagannya baru ia menghadap ke Amarta.
Berwatak tenang dan tekun. Irawan pernah menjadi raja di negara Paranggupita dan bergelar Prabu Gambir Anom. Beberapa prajuritnya adalah wanita yang mampu mengalahkan kesaktian Arjuna.
•Wibisana
Merupaka putra Begawan Wisrawa dan Dewi Sukesi. Ia termasuk cucu Begawan Sumali Raja Alengka. Dasamuka,Kumbakarna, dan Sarpakenaka adalah saudaranya. Wibisana memiliki wajah tampan dan watak satria. Seperti saudaranya yang lain. Ia disuruh oleh kakeknya bertapa di gunung Gohkarna sejak kecil sampai dewasa. Sebab wataknya baik, Bathara Guru memberikan anugerah ia akan mengabulkan semua permintaanya.
Dalam pewayangan Jawa, Wibisana sering disebut dengan nama lengkap Gunawan Kuntawibisana. Tempat tinggalnya bernama Kesatrian Parangkuntara.
•Arjuna Sarabahu
Merupakan putra Kartawirya, Raja Maespati. Saat ia disuruh oleh orang tuanya untuk segera menikah, ia tidak menurutinya,malah pergi ke Goa Waringin Putih untuk bersemedi. Kemudian ia menjadi sangat sakti, sebab bersemedi dengan sungguh-sungguh. Terbukti saat ada raksasa yang terbang di atas Goa Waringin Putih, tiba-tiba terjatuh, karena daya kesaktiannya.
Raksasa itu bernama Yaksmuka, ia diutus oleh rajanya yang bernama Dasamuka. Demi mencari 1000 kepala pendeta,untuk memenuhi permintaan Dewi Citralangeni, putri negara Tunjungpura.Sebenarnya, itu hanya siasat, bahwa Dewi Citralangeni menolak pinangan Dasamuka.
•Ramawijaya
Merupakan putra dari Prabu Dasarata Raja Ayodya dengan Dewi Ragu atau Dewi Sukasalya. Dikisahkan saat itu, Raden Rama memenangkan sayembara dengan mengangkat busur panah pusaka di negara Mantili. Dari hadiah sayembara ini adalah Dewi Sinta, putri yang cantik jelata tiada bandingnya.
Rama sebagai putra mahkota akan segera menggantikannya ayahnya menjadi raja di Ayodya. Namun Dewi Kekayi (istri selir) Prabu menagih janji. Saat ingin memperistri dirinya, bahwa anaknya akan dijadikan menjadi raja. Akhirnya Rama gagal menjadi raja, malah ia dibuang ke hutan Dandaja selama 13 tahun dan ditemani adiknya bernama Lesmana (Laksmana).
•Dasamuka
Dasamuka atau Rahwana adalah putra Resi Wisrawa dengan Dewi Sukesi. Dewi Sukesi merupakan pitri Prabu Sumali di Alengka. Sewaktu Dasamuka akan lahir, ada tanda-tanda yang menyeramkan. Diantaranya hujan darah, matahari suram, setan, dan jin menampakkan wujudnya, serta berjoget bersenang-senang. Kilat sambar petir menyambar- nyambar, gunung meletus berkali-kali, serta gempa menggoncang bumi sangat menyeramkan.
Semua itu sebagai tanda bahwa bayi yang akan lahir adalah bayi yang kelak akan memiliki kesaktian luar biasa. Tapi berwatak angkara murka. Ternyata betul anggapan itu, Dewi Sukesi melahirkan bayi aneh. Wajahnya mengerikan, berwajah sepuluh, bertaring, wajahnya merah, dan kulitnya membiru.saat itu Resi wisrawa sangat sedih ketika melihat putranya seperti itu. Ia lalu menemui ayahnya untuk meminta saran. Prabu Sumali sanggup merawat bayi tersebut. Kemudian memberi nama Dasamuka yang artinya sepuluh wajah.
•Destarata
Merupakan putra bayi Begawan Abiyasa dengan Dewi Ambika. Begawan Abiyasa merupakan keturunan Resi Palasara. Atas persetujuan Dewi Durgandini (Janda Prabu Santanu) dan Resi Bisma, diminta meneruskan keturunan Barata. Diharapkan jangan sampai musnah (cures) dengan menjabat raja di Astina. Oleh sebab itu, Bisma berjanji tidak akan menikah (Wadat) dan menjabat sebagai raja.
Begawan Abiyasa lalu menyanggupi dan akan datang ke Astina. Kedatangan Abiyasa selain dinobatkan menjadi raja, ia juga diberi 2 orang janda Prabu Citragada untuk dinikahinya. Putri pertama bernama Ambika . Namun Ambika takut sekaki melihat Abiyasa ( Abiyasa hidupkya selalu berada di hutan). Ia lalu menutup wajahnya dan memejamkan matanya. Sikap ini mengakibatkan, ia memiliki putra bermata buta bernama Destarata. Destarata bermata buta, hal mana dapat dilihat dari biji matanya yang putih, tanpa tanda hitam di tengahnya. Berhidung mancung, bermulut rapat. Bersanggul keling Berjamang dengan sumping kembang luwih, berkalung ulur- ulur, bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Berpakaian bokongan raton.
• Pandu Dewanata
Merupakan putra Prabu Abiyasa, raja Astina Pura dengan Dewi Ambilaka. Pandu bereajah pucat dan leher beleng (tengeng). Hal ini dikarenakan saat Abiyasa dan Ambalika merasa takut, sehingga seraut wajahnya pucat. Ia juga menggeleng-gelengkan kepala sampai leher pandu menjadi beleng.
Sewaktu Pandu dewasa, lalu pandu menjabat raja menggantikan Abiyas. Mambuat Pandu bergelar Prabu Pandu Dewanata. Suatu saat, ketika Pandu mengembara. Pandu berhasil memenangkan sayembara dan membawa putri tiga, yaitu Kunti, Gendari, dan Madrim. Disebabkan sangat menghormati saudara tuanya, yaitu Destarata. Selanjutnya Destarata dipersilahkan memilih dan membawa salah satu putri untuk dijadikan istrinya. Saat itu pada waktu bersamaan Sengkuni, adik Gendari mulai bertindak licik. Prabu Pandudewanata bermata jaitan, berhidung mancung, bermulut rapat, bersanggul kadal menek, bersunting wederan. Tersebut di dalam cerita, Pandu bercacat tengeng di leher. Berkakung ulur-ulur, bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Berkain bokongan putran.
•Subali dan Sugriwa
Merupakan kakak beradik putra Resi Gotama dengan Dewi Indradi. Sewaktu muda mereka bernama Guwarsi dan Guwarsa, keduanya adalah satria tampan. Sebab mencebur di sendang berbisa untuk berebut Cupu Manik Astagina. Membuat Guwarsi dan Guwarsa berganti rupa secara tiba-tiba menjadi kera merah dan berganti nama Subali dan Sugriwa. Sugriwa adalah tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana. Dalam bahasa Sansekerta memiliki arti "leher yang tampan ". Ia merupakan seekor kera dan raja kera wanara. Tinggal di Kerajaan Kiskenda bersama kakaknya yang bernama Subali. Ia juga teman Sri Rama dan membantunya memerangi Rahwana demi menyelamatkan Sinta.
•Barata
Barata merupakan putra Prabu Dasarata, raja dari Ayodyapala dengan Dewi Kekayi, seorang selir.Saat akan diperistri oleh sang Prabu, Dewi Kekayi mengajukan permintaan, yaitu apabila dia kelak mempunyai anak laki-laki , maka harus menjadi raja. Sebab ketika itu Dasarat dalam eadaan mabuj kepayang. Maka semua permintaan dari Dewi Kekayi dikabulkan saja. Tanoa berpikir panjang tentang bagaimana akibatnya nanti.
Barata memiliki adik bernama Satrugna. Sementara dari ibu lainnya, yaitu Dewi/Sukasalya permaisurin Prabu Dasarata. Ia mempunyai anak bernama Ramawijaya dan dari Dewi Sumitrawati berputra Lesmana/Laksmana. Tetapi seharusnya yang menjabat sebagai raja Ayodya adalah Ramawijaya. Disebabkan dia adalah anak dari permaisuri.
Namun Prabu Dasarata sendiri harus menepati janjinya pada Dewi Kekayi. Tapi hal yang terjadi malah Ramawijaya dihukum buang selama 13 tahun di hutan. Akhirnya Ramawijaya meninggalkan kerajaan dengan ditemani oleh istrinya yang cantik bernama Dewi Sinta bersama adiknya Lesmana yang sangat setia kepadanya.
•Baladewa
Saat muda bernama Kakrasana. Ia putra Prabu Basudewa, Raja Mandura dengan Dewi Rohini. Dipanggil Baladewa, sebab ia pernah menjadi jago dari para dewa untuk mengalahkan musuh yang merusak Kahyangan. Julukan lain dari Baladewa, yaitu Balarama, Halayuda, Wasi Jaladara, Bagawan Kusumawalkita, dan Curiganata.
Saudara Baladewa ada 2, yaitu Naraya (Kresna) dan Rana ireng ( Dewi Subadra). Saat saudaranya bertiga ini masih kecil, sempat dititipkan kepada Demang Sagopi di Widara kandang, sebb akan dibunuh Kangsa yang berkeinginan menjabat raja Mandura. Kakrasana memiliki senjata bernama Nenggala pemberian dari Batara Brahma.
Dikisahkan tentang Kangsa yang ingin membunuh ketiga putra Basudewa. Mencoba mengadakan lomba sabu g, tetapi yang diadu adalah manusia. Jagonya Kangsa bernama Suratimantra dan musuhnya bernama Bilawa/Bratasena jago dari Ugrasena. Baladewa sangat mahir dalam olah keterampilan mempergunakan gada, hingga Bima dan Duryudana berguru kepadanya. Baladewa mempunyai dua pusaka sakti: Nanggala dan Alugara, keduanya pemberian Bathara Brahma. Baladewa juga mempunyai kendaraan gajah bernama Kyai Puspadenta. Prabu Baladewa yang mudahya pernah menjadi pendeta di pertapaan Argosanya bergelar Wasi Jaladara.
•Duryudana
merupakan putra sulung dari Prabu Destarata dan Dewi Gendari.Julukan dari Duryudana, antara lain, Kurupati, Jakapitana, Gendarisuta, Suyudana, Tripamangsah, Jayapitana. Sedangkan istrinya bernama Dewi Banowati. Mereka memiliki dua anak, yaitu Rasen Lesmana Mandrakumara dan Dewi Lemanawati.
Sementara itu, Duryudana bersaudara 99 orang. Oleh sebab itu, disebut Sata Kurawa, sata berarti 100. Sedangkan Dewi Dursilawati satu-satunya saudara perempuannya.
Duryudana memiliki perawakan yang tinggi besar. Sewaktu kecil, musuhnya selalu Werkudara yang perawakannya juga tinggi besar. Malah sampai perang Baratayuda, keduanya juga berperang. Wataknya yang buruk sudah terbentuk dan terlahir sejak kecil. Sebab pengaruh dari pamannya bernama Sengkuni. Tubuh Duryudana dikatakan terbuat dari petir, membuat ia sangat kuat. Ia dihormatu oleh adik-adiknya, khususnya Dirssana. Selama belajar ilmu bela diri dari gurunya, yaitu Krepa, Drona dan Balarama atau Baladewa, ia menjadi sangat kuat dengan senjata gada.
•Kresna
Saat muda bernama Narayana. Ia adalah putra Prabu Basudewa, raja di Mandura. Ibunya bernama Dewi Rohini. Kresna mempunyai dua saudara tua dan Dewi Rara Ireng atau Subadra (Sembadra) saudara muda. Julukan Kresna lain adalah Kesawamurti, Padmanaba, Guwinda, Danardana, Wasudewa, Wisnumurti.
Sewaktu masih kecil, Kresna dititipkan di Widarakandang bersama dengan dua saudaranya. Ketiganya sengaja diungsikan oleh Prabu Basudewa, sebab ancaman musuh saudara tirinya bernama Kangsadews. Di Widarakandang, ketiganya diasuh oleh ki Demang Antyagopa dan Nyai Sagopi.
Saat mengembara, Narayana berguru kepada Begawan Padmanaba. Ia memperoleh anugerah dewa berwujud senjata sakti tiada tertandingi, yaitu Cakra Baskara dan Kembang Wijaya Kusuma. Prabu Kresna bisa bertiwikrama (berganti rupa menjadi raksasa maha besar). Di dalam lakon Kresna Gugah, di mana Kresna dibangunkan selagi ia sedang tidur berupa raksasa dengan memegang senjata cakra, yakmi senjata yang menandakn, bahwa kresna adalah titisan wisnu.
•Karna
Merupakan titisan Batara Surya yang menitis di rahim Dewi Kunti. Sebelum Dewi Kunti diperistri oleh Pandu Nama lain Karna, yaitu Basukarna, Suryaputra, Basusena, Pritaputra, dan Suryatmaja. Karna memiliki arti telinga, sebab karna memang lahir dari telinga Dewi Kunti.
Dikisahkan Kunti memiliki Aji Adityaherdaya atau Aji Punta Wekasing Rasa Sabda Tunggal, tanpa lawan pemberian Bagawab Druwasa. Aji tersebut memiliki kemampuan bisa mendatangkan dewa. Sewaktu itu, Kunti ingin sekali mencoba kekuatan aji itu. Hatinya ingin mendatangkan Batara Surya. Setelah mantra dibaca datanglah Batara Surya di hadapanya.
Batara Surya kemudian menitipkan wasiat yang berupa jelmaannya di rahim Kunti. Seketika itu, Kunti hamil dan melahirkn bayi laki-laki yang lahir lewat telinga, serta diberi nama karna. Sebab sat itu, Kunti masih gadis dan ia merasa malu, jika mempunyai anak.
Karna merupakan sosok pahlawan yang memiliki sifat-sifat kompleks. Meskipun berada di pihak antagonis, namun ia terkenal sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kesatria. Sifatnya angkuh, sombong, suka membanggakan diri, namun juga seorang dermawan yang murah hati kepada siapa saja, terutama fakir miskin dan kaum brahmana. Kesaktiannya yang luar biasa membuat namanya terkenal sepanjang masa dan disebut dengan penuh penghormatan.
•Yudistira
Secara lahiriah adalah putra sulung Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Kunti. Tetapi secara batiniah, Yudistira anak titisan Batara Dharma. Saudara Yudistira dari satu ibu ada dua yaitu, Werkudara dan Arjuna, sementara saudara lain ibu ada 2 yaitu Nakula dan Sadewa. Saudara kelima tersebut disebut pandawa, sebab anak keturunan Pandu.
Panggilan lain Yudistira ialah Puntadewa, Darmakusuma, Darmaputra, Dwijakangka. Yudistira beristri Dewi Drupadi dan berputra satu, bernama Pancawala. Ia memiliki darah putih, maka berwatak sabar, adil, jujur, menerima apa adanya, bijaksana, berbakti kepada Tuhan
Pusaka Jamus Kalimasada pemberian Batara Darma untuk Yudistira saat menjabat raja di Amarta. Sebuah pusaka tiada tara kesaktiannya. Tiada dewa dan manusia yang sanggup melawannya. Diceritakan negara yang memiliki atau disinggahi pusaka itu akan menjadi makmur, subur, jauh dari musuh, aman, dan tenteram.
Yudistira bermata jaitan, berhidung mancung, bermuka tenang, lebih tenang dari masa mudanya, sewaktu masih bernama Puntadewa. Bergelung keling, Bersunting waderan. Sesudah bertakhta sebagai raja, segaoa pakaian serba keemasan dan segala permatanya dibuangnya. Maka ia adalah seorang raja yang sangat bersahaja. Prabu Yudistira berwanda: 1. Putut, 2. Manuksma, 3. Jimat, 4. Deres.
TOKOH-TOKOH RESI
•Anoman
Anoman atau Hanoman merupakan putra Dewi Anjani. Sebagai putra dari Batara Bayu, serta putra angkat dari Batara Guru. Sedangkan Dewi Anjani ialah putri dari Resi Gotama dengan Dewi Indradi. Julukan lain Hanoman ialah Bambang Senggana, Bayu putra, Anjani putra, Maruti, Kapirawa. Anoman bermata plelengan putih, berhidung dan bermulut kera Bersanggul kadal menek bersambung dengan ekornya yang memanjang dari bawah hingga menutupi sanggulnya dan dihiasi dengan gelang. Bergelang, berpontah, dan berkeroncong. Berkuku pancanaka seperti Werkudara. Berkaki kera. Berkain poleng. Cat muka dan seluruh tubuhnya putih, menandakan bahwa ia kera ulas putih.
•Bisma
Meruoakan putra Prabu Sentanu dan Dewi Gangga. Julukan lain dari Bisma, yaitu Dewabrata, putra Gangga. Ia seorang resi yang mempunyai kesaktian, berwatak satria, pemberani, dan jauh dari nafsu duniawi. Sebab memiliki kekuhuran budinya. Ia tidak ingin menjabat raja Hastina. Lalu menyerahkan kerajaan kepada saudara mudanya, sebab tanda baktinya kepada Ayahnya.
Disebabkan Durgandini, ibu tirinya akan dinikahi Prabu Sentanu, jika anaknya yang menjabat sebagai raja. Sementara itu Dewabrata atau Bisma mengalah, ia rela meninggalkan kerajaan. Resi Bisma bermata kedondongan, berhidung dan bermulut sembada, serba lengkap, berkumis dan berjenggot. Bersongkok dan berjamang dengan garuda membelakang, berbaju , berselendang, dan bersepatu yang semua menandakan, bahwa ia seorang pendeta, tangannya yang bergerak hanya yang di depan. Tampak pada wajahnya, bahwa pendeta ini pemarah. Sifat-sifat pemberani dan pemarah wayang dapat ditilik tidak hanya dari wajahnya, melainkan juga dari cat mukanya. Cat merah jambu menandakan, bahwa ia pemarah.
•Durna
Sewaktu muda bernama Kumbayana. Ia putra Prabu Baratmadya atau Baratwaja dari negara Atasangin. Saat akan dinikahkan, Kumbayana tidak menyetujuinya. Akhirnya diusir oleh Ayahnya, sebab dianggap melawan dan membangkang perintah orang tuanya.
Kumbayana pergi menuju Pancaka. Ia ingin mencari sahabatnya yang bernama Sucitra. Saat itu jalan yang dilaluinya terhaoang samudera. Ia pun menjatuhkan sumpah. Barang siapa sangguo menyeberangkan dirinya, jika laki-laki dirinya akan dijadikan saudara, sedangkan jika perempuan akan dijadikan istrinya. Selanjutnya tiba-tiba ada seekor kuda sembrani, menolong dan menyeberangkannya.
Sumpah Kumbayana pun dipenuhinya. Ia menikahi kuda itu dan memiliki putra bernama Aswatama. Seorang bayi laki-laki yang mempunyai rambut dan berkaki kuda.
Dahyang Durna bermata kriyipan (berkejab-kejab) berhidung mungkal gerang, seperti batu asahan yang sudah aus. Bermulut gusen (kelihatan gusinya). Berdagu mengerut, menandakan dagu orang tua, berjenggot, berkain bentuk rapekan pendeta. Hanya tangan belakangnya yang bisa digerakan. Tangan yang lainnya memegang tasbih. Bercelana cindai dan bersepatu.
•Anoman
Anoman atau Hanoman merupakan putra Dewi Anjani. Sebagai putra dari Batara Bayu, serta putra angkat dari Batara Guru. Sedangkan Dewi Anjani ialah putri dari Resi Gotama dengan Dewi Indradi. Julukan lain Hanoman ialah Bambang Senggana, Bayu putra, Anjani putra, Maruti, Kapirawa. Anoman bermata plelengan putih, berhidung dan bermulut kera Bersanggul kadal menek bersambung dengan ekornya yang memanjang dari bawah hingga menutupi sanggulnya dan dihiasi dengan gelang. Bergelang, berpontah, dan berkeroncong. Berkuku pancanaka seperti Werkudara. Berkaki kera. Berkain poleng. Cat muka dan seluruh tubuhnya putih, menandakan bahwa ia kera ulas putih.
•Bisma
Meruoakan putra Prabu Sentanu dan Dewi Gangga. Julukan lain dari Bisma, yaitu Dewabrata, putra Gangga. Ia seorang resi yang mempunyai kesaktian, berwatak satria, pemberani, dan jauh dari nafsu duniawi. Sebab memiliki kekuhuran budinya. Ia tidak ingin menjabat raja Hastina. Lalu menyerahkan kerajaan kepada saudara mudanya, sebab tanda baktinya kepada Ayahnya.
Disebabkan Durgandini, ibu tirinya akan dinikahi Prabu Sentanu, jika anaknya yang menjabat sebagai raja. Sementara itu Dewabrata atau Bisma mengalah, ia rela meninggalkan kerajaan. Resi Bisma bermata kedondongan, berhidung dan bermulut sembada, serba lengkap, berkumis dan berjenggot. Bersongkok dan berjamang dengan garuda membelakang, berbaju , berselendang, dan bersepatu yang semua menandakan, bahwa ia seorang pendeta, tangannya yang bergerak hanya yang di depan. Tampak pada wajahnya, bahwa pendeta ini pemarah. Sifat-sifat pemberani dan pemarah wayang dapat ditilik tidak hanya dari wajahnya, melainkan juga dari cat mukanya. Cat merah jambu menandakan, bahwa ia pemarah.
•Durna
Sewaktu muda bernama Kumbayana. Ia putra Prabu Baratmadya atau Baratwaja dari negara Atasangin. Saat akan dinikahkan, Kumbayana tidak menyetujuinya. Akhirnya diusir oleh Ayahnya, sebab dianggap melawan dan membangkang perintah orang tuanya.
Kumbayana pergi menuju Pancaka. Ia ingin mencari sahabatnya yang bernama Sucitra. Saat itu jalan yang dilaluinya terhaoang samudera. Ia pun menjatuhkan sumpah. Barang siapa sangguo menyeberangkan dirinya, jika laki-laki dirinya akan dijadikan saudara, sedangkan jika perempuan akan dijadikan istrinya. Selanjutnya tiba-tiba ada seekor kuda sembrani, menolong dan menyeberangkannya.
Sumpah Kumbayana pun dipenuhinya. Ia menikahi kuda itu dan memiliki putra bernama Aswatama. Seorang bayi laki-laki yang mempunyai rambut dan berkaki kuda.
Dahyang Durna bermata kriyipan (berkejab-kejab) berhidung mungkal gerang, seperti batu asahan yang sudah aus. Bermulut gusen (kelihatan gusinya). Berdagu mengerut, menandakan dagu orang tua, berjenggot, berkain bentuk rapekan pendeta. Hanya tangan belakangnya yang bisa digerakan. Tangan yang lainnya memegang tasbih. Bercelana cindai dan bersepatu.
TOKOH-TOKOH DEWA
•Sanghyang Tunggal
Adalah putra dari Sanghyang Wenang dan Dewi Sahoti. Kerajaanya berada di Kahyangan alang-alang Kumitir. Istrinya bernama Dewi Darmani dan Dremmi, berputra tiga, antara lain: Sanghyang Rodra, Sanghyang Dewanjali, Sanghyang Darmastuti. Selepas memiliki putra tiga, Sanghyang Tunggal ingin anak dan cucunya berwujud manusia biasa. Sanghyang Tunggal adalah suami dari Dewi Wiranti putri dari Sanghyang Rekatatama. Serta ayah dari Batara Ismaya (Semar), Batara Antaga (Togog), dan Batara Manikmaya (Bathara Guru)
•Sanghyang Wenang
Adalah putra dari pasangan Sanghyang Nurasa dan Dewi Sarwati. Dewi Sarwati merupakan Putra dari Prabu Wurangin, raja jin di pulau Darma.
Dikisahkan dalam pewayangan, dewa ini sangat jarang dimainkan. Keluarnya saat Batara Guru dan Semar sedang bertengkar.
Diceritakan dalam lakon Wisanggeni Takon Bapa, Wisanggeni bertanya kepada ayahnya. Dewa ini ada saat cerita wisanggeni, sanghyang wenang muncul. Perlu diketahui bahwa Wisanggeni dan Antasena merupakan kesanyangan dari Sanghyang Wenang. Saat itu Sanghyang Wenang bertempat di Ondar-andir Bawana, berada di puncak Gunung Tengguru. Ia dilatih ilmu oleh Ayahnya sampai tamat. Tandanya ketika Snghyang Wenang diberi minum Tirta Kamandanu, serta menyerahkan kerajaannya kepada Sanghyang Wenang. Selepas kejadian itu, Sanghyang Nurasa menyatu dengan badan putranya itu.
•Bathara Narada
Adalah putra dari Sanghyang Caturkanaka/Kaneka dengan Dewi Laksmi. Sebab ia putra dari Sanghyang Kaneka, maka ia disebut juga dengan kanekaputra. Bertempat tinggal di Siddi Udaludal atau Sidik Pangudaludal. Istri dari Bathar Narada bernama Dewi Wiyodhi. Melahirkan putra dua yaitu Dewi Kanekawati (diperistri oleh Resi Seta) dan Batara Malangdewa. Sedangkan saudaranya bernama Sanghyang Printajala, Dewi Tiksnawti, Sanghyang Caturnawa, dan Sanghyang Caturbuja
Tubuh dari Batara Narada adalah berbadan cebol dan mendongkak ke atas. Meski berwujud cebol, ia sakti, jujur, pandai, ramah, dan suka bercanda. Oleh sebab itu, Dewa ini tidak mempunyai musuh dan selalu selamat dimanapun berada.
Saat di Kahyangan suralaya, Batara Narada menjadi sesepuh para dewa dan sebagai patih dari Batara Guru. Suatu ketika karena murkanya terhadap Batara Kanekaputra, maka muka Batara yang tampan ini oleh Batara Guru diubah hingga menjadi jelek, sesudah itu Kanekaputra disebut Narada. Batara Narada bermata kriyipan, berkedip-kedip terus, berhidung dempak mendongak, bermulut terbuka menampakan gigi, berkumis, bermahkota bentuk topong dengan garuda membelakang, berkain rapekan, berkeris bentuk ladrang (panjang), bersepatu.
•Batara Guru
Merupakan putra Sang Hyang Tunggal. Sanghyang Antaga (Togog) dan Sang Hyang Ismaya (Semar) adalah Saudaranya. Saat ada sayembara menelan dunia, Sanghyang Guru menang. Lalu merajai para dewa dan raja di tiga dunia, antara lai Jagad Tribawana yang meliputi Jagad Luhur (dunia utama/atas) tempar dewa dewi bersemayam, Jagad Madya (dunia tengah) tempatnya manusia hidup, dan Jagad Andhap (dunia bawah) tempat hean, jin dan makhluk lain, tempat dasar bumi hidup dan tinggak. Selain itu, Batara Guru juga disebut Sanghyang Manikmaya, Jqgadpratingkah, Sangkara, Jagadgirinata, Purbawasesa, Nilakantha, Girinata, Sukma Tunggal, Caturbuja, Guwenda, Sanghyang Hotioati
Saat itu sanghyang Tunggal memberi perintah kepada Manikmaya menjadi raja di tiga dunia. Lalu ia menjadi sombong, berwatak adigang adigung adiguna.
Wayang Batara Guru beroman muka tiga maca : Karna, Cancihi, dan Gana. Matanya jaitan (bentuknya seperti dijahit). Mata berbentuk demil dalam bahasa Jawa disebut njait. Hidungnya mancung, mukutnya tertutup. Tangannya empat, dan dua berdekap dari yang dua lagi memegang senjata Trisula dan Panah. Ia berdiri di atas Lembu Andhini. Selanjutnya dia bermahkota topeng, berjamang tiga susun, bergaruda membelakang, bersunting waderan, berselendang dan berkain.
•Dewi Ruci
Dewi Ruci adalah seorang dewa yang bertubuh kecil, tapi mempunyai suara besar. Ia sering disebut dengan nama Marbuyengrat atau Dewa Bajang. Kerajaannya berada di tengah Samudra. Hanya kepada dewa inilah Werkudara bisa bertatakrama dengan baik. Lalu Werkudara bertemu dengan dewabini saat cerita Tirta Perwitasari.
Dikisahkan saat Pendeta Durna menyuruh Werkudara untuk mencari air suci Perwitasari di tengah Samudra. Ketika itulah Werkudara diserang dan dilikit oleh seekor naga yang bernam Naga Nabatnawa. Mengeluarkan kesaktian kuku Pancanaka, Werkudara pun merobek-robek badan sang naga, sehingga sang naga mati seketika itu. Dewa Ruci bermata telengan. Berhidung dempak, berpupuk, berambut terkembang, bersunting waderan, tapi agak berbeda dengan sunting Werkudara, berkuku Pancanaka, berkain poleng, bersepatu, hal mana menandakan, bahwa dia seorang Dewa. Badannya dihiasi dengan kembang- kembang.
•Batara Indra
Adalah putra dari Batara Guru dengan Dewi Umayi. Julukan lain dari Batara indra ialah Batara Sakra atau Sanghyang Surapati. Sedangkan kerajaannya bernama Tinjomaya atau Kaindran. Sementara istrinya bernama Dewi Wiyati dan berputra Raden: Citrarata, Citragana, Citrasena, Jayantaka, Jayantara, Arjunawangsa, Dewi Tara, dan Dewi Tari. Jika Batara Indra bepergian sekalu naik Gajah Airawata (Erawata). Bersenjata Bajra atau petir, sebab apabila dihantamkan musuh suaranya seperti suara petir. Dalam kisah Begawan Ciptaning, Batara Indra mengubah diri sebagai orangtua bungkuk dan bertongkat dengan nama Resi Pandiya. Dewa Indra memiliki nama lain sesuai dengan karakter dan mitologi yang terkait dengannya. Nama lain tersebut juga mengandung suatu pujian. Nama lain Dewa Indra yakni: Sakra ( yang berkuasa), Swargapati (raja surga), Diwapati (raja para Dewa), Meghawahana (yang mengendarai awan), Wasawa (pemimoin para Wasu).
•Batara Surya
Merupakan putra dari Sanghyang Ismaya (Semar) dengan Dewi Senggani. Ia memiliki julukan Sanghyang Wiwaswat atau Sanghyang Martanta. Kerajaannya berada di Ekacakra. Jika bepergian, ia selalu naik kereta yang ditarik oleh tujuh ekor kuda. Dewa ini juga mendapat sebutan dewa matahari. Disebabkan tugasnya mengatur jalannya matahari.
Batara Surya mempunyai dua istri, yaitu Dewi Ngruna dan Dewi Ngruni. Sedangkan putranya bernama Rawiatmaja yang berhasil menurunkan raja-raja terkenal. Seperti prabu Arjuna Sasrabahu, raja Maespati. Prabu Janaka, raja negara Mantili. Prabu Ramawijaya dari negara Pancawati. Batara Surya Bermata jaitan, berhidung mancung agak mendongak, bersuara kecil, berjenggot, berbaju seperti halnya dengan semua dmDewa, bersunting Waderan, bajunya panjang, berselendang, dan bersepatu, berkeris selip di depan.
• Batara Wisnu
Merupakan putra dari Batara Guru. Julukan Batara Wisnu, antara lain Hyang Suman, Hyang Narayana, Sang Hyang Kesawa, Sang Hyang Ari, Sang Hyang Pirwaya, Sang Hyang Purusatama, Sang Hyang Cakrawati, dan Sang Hyang Kalasekti. Sedangkan ibunya bernama Dewi Uma. Sebagai Dewa, Batara Wisnu bertempat di kahyangan Utara Segara. Sementara di dalam tempat itu ada Taman Sriwedari.
Batara Wisnu memiliki beberapa istri, yaitu Dewi Sri atau istri pertama Sri Sumekar, berputra 3 orang anak, antara lain Dewi Srinandi, Srinanda, Srigati. Istri kedua bernama Dewi Sri Pujayanti. Istri Ketiga Dewi Pratiwi, berputra Bambang Sitija. Kelak bernama Narakasura raja di Trajutrisna atau Surateleng, serta Dewi Siti Sundari kelak menjadi istri Abimanyu putra dari Arjuna.
Batara Wisnu merupakan dewa keabadian. Sekaligus dewa kesejahteraan yang penuh dengan kebijaksanaan, selalu menjaga ketentraman, dan kelestarian dunia "memayu hayuning bawana". Diceritakan setiap dunia ada makhluk yang mempunyai watak jahat. Bersifat angkara murka yang menyebabkan dunia kacau, dan masyarakat amburadul. Maka Batara Wisnu turun ke dunia "marcapada" demi membasmi makhluk yang berwatak angkara murka.
Sang Hyang Wisnu bermata jaitan, berhidung mancung, bermuka agak mendongak, hal mana menandakan bahwa ia bersuara nyaring. Bermahkota dengan jamang 3 susun, bergaruda membelkang dan bersunting waderan. Sebagian rambutnya teruarai, berbaju dan berkain rapekan pendeta, keris terselip di bagian depan, sebagaimana halnya dengan pakaian dewa-dewa. Bergelang,berpontoh, berkeroncong , dan bersepatu.
Ketika melakukan kewajiban menyejahterakan alam semesta, Batara Wisnu rela menjelma menjadi makhluk tertentu, antara lain:
Kura-kura (Akupa), ikan (Matswa/Matsya), orang berkepala singa (Narasinga). Diceritakan di dunia pewayangan, Batara Wisnu beberapa kali menitis "manjanma, sajiwa" ternadap manusia lain:
Menitis pertama kepada Rama Parasu, menitis "Sajiwa" bersama Arjuna, menitis "Sajiwa" bersma Sri Ramawijaya, menitis terhadap Sri Kresna.
Sementara dalam filsafat Waisnawa, Batara Wisnu mempunyai enam sifat ketuhanan, antara lain:
1. Jnana- mengetahui segala sesuatu yang terjadi di alam semesta
2. Aishvarya- Maha kuasa, tidak ada yang dapat mengaturnya
3. Shakti- memiliki kekuatan untuk membuat yang tak mungkin menjadi mungkin
4. Bala- maha kuat, mampu menopang segalanya tanpa merasa lelah
5. Tejas- memberi cahaya spiritualnya kepada semua makhluk.
•Sang Hyang Nagaraja
Adalah Dewa dari segala macam ular. Berjuluk Sanghyang Hanataboga dan berwujud seekor naga besar dan bermahkota. Bertempat di kerajaan Sapta Pertala atau Kahyangan Sumur Jalatunda Sedangkan Putra-putrinya bernama Dewi Pertiwi, Bambang Pertiwanggana, Dewi Nagagini, dan Nagatatmala.
Saat Dewi Pertiwi diperistri Prabu Kresna, Raja Dwarawarti. Ia berputra Raden Suteja dan Dewi Siti Sundari. Sementara Dewi Nagagini diperistri oleh Werkudara, penengah Pandawa.
•Lembu Andini
Merupakan wujud sapi betina yang berwarna putih. Dikisahkan Batara Guru selalu menaiki Lembu Andini apabila saat bepergia . Hewan tersebut berasal dari Jagad Sunyaruri. Putra dari Raja Jin dari negara Dahulagiri. Yang bernama Prabu Patanam. Hewan Lembu Andini menjadi kendaraan Batara Guru asal mula berawal saat Batara Guru diberi kekuasaan oleh Sanghyang Tunggal. Demi menjabat sebagai raja di tiga dunia atau Jagad Tri Buwana (Jagad Luhur,Madya,Andhap).
•Batara Ganesa
Atau Betara Gana merupakan putra dari Batara Guru dengan Dewi Uma. Dewa ini sebagai lambang ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Ia dewa berwujud kepala gajah dan disebut juga batara Gana.
TOKOH-TOKOH PUTRI
•Sinta
Merupakan titisan Batari Widawati. Ia diperistri oleh Ramawijay dan berputra Lawa dan Kusa. Ada kisah yang menyebutka bahwa sinta adalah putra dari Dasamuka. Sebab Dasamuka telah berjanji, jika anak yang dilahirka instrinya , yaitu Dewi Kanung adalah perempuan, akan diperistri sendiri. Maka oleh Wibisana, bayi perempuan yang baru lahir itu dihanyutkan ke sungai Silugangga hingga akhirnya ditemukan oleh Prabu Janaka dari Mantili dan diakui sebagai anaknya.
Inti dari kisah Ramayana adalah penculikan Sinta oleh Rahwana raja kerajaan Alengka yang ingin mengawininya. Penculikan ini berakibat dengan hancurnya kerajaan Alengka oleh serangan Rama yang dibantu bangsa Wanara dari kerajaan Kiskendha.
•Kunti
Atau Kunti Talibrata merupakan putri Prabu Kuntiboja dengan Dewi Bondasari, Kuntiboja sendiri adalah raja Mandura, mempunyai julukan Dewi Prita. Ia menjadi Istri dari Prabu Pandu dan Memiliki 3 putra, antara lain Yudistira, Werkudara dan Arjuna. Selain itu, ia mengakui putra dari Dewi Madrim sebagi putranya sendiri, yaitu Nakula dan Sadewa.
Dewi Madrim menemui ajal, sebab mengikuti jejak Prabu Pandu saat ikut pati obong atau Sati. Maka dengan penuh kesabaran dan kasih sayang diasuhkanlah Nakula dan Sadewa, seperti anaknya sendiri. Diberi pendidikan dengan ajaran baik, sehingga semua putranya juga berwatak baik, serta menjadi satria utama yang luhur budi pekertinya.
Dewi kunti sangat menyenangi dan mempelajari il mu-ilmu kejiwaan/kebatinan. Dewi Kunti berwatak penuh belas kasih, setia dan wingit.
•Drupadi
Merupakan putra Prabu Drupadi, raja Pancalaradya. ia diperistri oleh Prabu Yudiatira dan mempunyai putra bernama Raden Pancawala. Drupadi menjadi Istri Yudistira dikarenakan Yudistira memenangkan sayembara yang diadakan oleh Gandamana Pamannya.
Dewi Drupadi bermata jaitan, berhidung mancung, bermuka tenang dan tertunduk, bersanggul keling, sebagian rambut terurai poos (bersahaja), bersunting waderan. Tak memakai perhiasan emas atau permata apapun. Segala-galanya sederhana seperti Prabu Yudistira.
•Sembadra
Sembadra adalah putra dari Prabu Basudewa, Raja Mandura dengan Dewi Rohini. Ia mempunyai nama lain, yaitu Rara ireng dan Bratajaya. Memiliki dua saudara, antara lain Kakrasana atau Baladewa dan Narayana atau Kresna. Saat masih kecil, dititipkan oleh Ayahnya kepada Ki Antyagopa dan Nyai Sagopi di Widarakandang. Karena akan dibunuh oleh Kangsa yang memiliki keinginan menjadi raja di Mandura. Sembadra terkenal dalam budaya pewayangan Jawa sebagai seorang putri anggun, lembut, tenang, setia, dan patuh pada suaminya. Ia merupakan sosok ideal priyayi putri jawa.
•Srikandi
Adalah salah satu putri raja Drupada dengan Dewi Gandawati dan kerajaan Panchala. Ia berasal dari api yang dipuja oleh Prabu Drupada. Sang Prabu berbuat seperti ini, sebab ia ingin membalas sakit hatinya terhadap Pendeta Durna. Saat itu Prabu Drupada dipermalukan oleh Durna yang menyuruh Kurawa dan Pandawa untuk memukuli dan menyeretnya, seperti orang yang hina. Sementara, Durna berbuat seperti itu sebab ia juga denda terhadap Prabu Drupada. Akibat Durna memanggil raja dengan pnggilan Sucitra " nama kecilnya".
Dewi Srikandi sangat gemar dalam olah keprajuritanan dan mahir dalam mempergunakan senjata panah. Kepandaiannya tersebut didapatkannya ketika ia berguru pada Arjuna, yang kemudian menjadi suaminya.
Dewi Srikandi bermata jaitan, berhidung mancung, bermuka mendongak, menandakan ia putri bersuara dencing, bersanggul gede (nama bentuk sanggul), berjamang dengan garuda membelakang, sebagian rambut terurai bentuk polos,berkalung bulan sabit, berkain dodot putren (pakaian putri dalam keraton)
TOKOH-TOKOH ABDI
• Semar
Merupakan trah Sang Hyang tunggal dengan Dewi Wiranti. Ia memiliki dua saudara, yaitu Sanghyang Antaga "Togog" dan Sanghyang Manikmaya "Batara Guru". Tiga saudara itu berasal dari telur yang bercahaya. Saat dipuja oleh Sanghyang Tunggal telur tersebut pecah kukitnya menjado Togog. Sementara putih telurnya menjadi Semar dan Kuning telurnya menjadi Batara Guru.
Semar cengeng, gampang menangis. Kalau kesatria yang diiringkannya menghadapi bahaya, menangislah ia , tetapi menangisnya berlagu dengan menggunakan wangsalan, berkata-kata samar-samar dan mengandung arti seperti misalnya dalam kata-kata: roning mlinjo( nama daun mlinjo ialah so).
•Gareng
Adalah anak Gandarwa"sebangsa jin". Diambil dari anak angkat pertama oleg Gareng. Julukan lain Gareng, antara lain Pancalpamor yang berarti menolak godaan duniawi. Pegatwaja berarti gigi sebagai perlambang, bahwa Gareng tidak suka makan makanan yang enak-enak. Dimana bisa memboroskan dan mengundang penyakit. Lalu ada lagi Nala Gareng yang artinya hati yang kering. Kering dari keangkaramurkaan, maka ia senantiasa berbuat baik.
Diceritakan bahwa Gareng merupakan Punakawan kedua, setelah Semar. Ciri-ciri fisik dari Gareng yang menonjol antara lain:
1. Mata juling, artinya tidak ingin melihat hal-hal yang mengundang kejahatan.
2. Tangan ceko "melengkung", artinya tidak ingin mengambil atau merampas hak dari orang lain.
3. Kaki gejik "Pincang", artinya selalu penuh dengan kewaspadaan dalam segala perilaku.
Selain itu, Gareng berhidung bundar, Berkalung, berkuncir, dan berkain rapekan awak (Jawa:Dhagelan). Kaki depannya bubul, berkeris, Gareng berwanda: wregul, kancil, bajang, janggleng.
•Petruk
Adalah Gandarwa, termasuk anak angkat kedua Semar, adik dari Nala Gareng. Julukan dari Petruk, antara lain Kantong Bolong artinya gemar berderma . Lalu ada Doblajaya berarti pintar, di antara beberapa saudaranya, Gareng dan Bagong. Petruk memang paling pintar berbicara, serta biasa memberi saran kepada tuannya.
Tempat tinggalnya berada di Pecuk Pecukilan. Ia mempunyai satu anak bernama Bambang Lengkung Kusuma, seorang berwajah tampan. Sedangkan istrinya bernama Dewi Undanawati. Petruk tergolong Punakawan yang mengasuh para kesatria tama. Petruk sebagai Punakawan bersama Ayahnya dan saudaranya, senantiasa menghibur tuannya. Saat susah menerima cobaan, mengingatkan saat lupa, dan membela saat sedang teraniaya.
Petruk bermata keran (juling), berhidung panjang, bermulut lebar, berbibir tersenyum, berkucir, berkain dagelan (lawak)., Bersenjata golok dan berkeris sengkalan (Jawa: uleg-uleg).
•Bagong
Adalah anak ketiga Semar. Ia merupakan adik dari Gareng dan Petruk. Dikisahkan saat Gareng dan Petruk minta dicarikan teman. Sanghyang Tunggal bersabda, "Ketauhilah bahwa temanmu adalah bayanganmu sendiri". Saat itulah bayangannya berubah menjadi manusia dan selanjutnya diberi nama Bagong. Ia berbadan pendek, gemuk, seperti Semar. Tetapi mata dan mulut lebar.
Bagong mempunyai sifat bercanda, pandai membuat lelucon, bahkan terkadang kelucuannya menjengkelkan, beradat lancing, tapi jujur dan berkesaktian hebat. Apabila menjalankan tugas terkadang tergesa-gesa kurang perhitungan. Selain itu Bagong bersuara lantang besar, dan kedengaran sedikit kendor di leher.
Di dalam cerita pedalangan Jawa, Bagong dikenal pula dengan nama Bawor, Carub atau Astrajingga. Bagong mempunyai tabiat; lagak lagu katanya kekanak-kanakan, lucu, suara besar agaj serak (agar; Jawa), tindakannya seperti orang bodoh, kata-katanya menjengkelkan, tetapi selalu tepat.
•Sanghyang Tunggal
Adalah putra dari Sanghyang Wenang dan Dewi Sahoti. Kerajaanya berada di Kahyangan alang-alang Kumitir. Istrinya bernama Dewi Darmani dan Dremmi, berputra tiga, antara lain: Sanghyang Rodra, Sanghyang Dewanjali, Sanghyang Darmastuti. Selepas memiliki putra tiga, Sanghyang Tunggal ingin anak dan cucunya berwujud manusia biasa. Sanghyang Tunggal adalah suami dari Dewi Wiranti putri dari Sanghyang Rekatatama. Serta ayah dari Batara Ismaya (Semar), Batara Antaga (Togog), dan Batara Manikmaya (Bathara Guru)
•Sanghyang Wenang
Adalah putra dari pasangan Sanghyang Nurasa dan Dewi Sarwati. Dewi Sarwati merupakan Putra dari Prabu Wurangin, raja jin di pulau Darma.
Dikisahkan dalam pewayangan, dewa ini sangat jarang dimainkan. Keluarnya saat Batara Guru dan Semar sedang bertengkar.
Diceritakan dalam lakon Wisanggeni Takon Bapa, Wisanggeni bertanya kepada ayahnya. Dewa ini ada saat cerita wisanggeni, sanghyang wenang muncul. Perlu diketahui bahwa Wisanggeni dan Antasena merupakan kesanyangan dari Sanghyang Wenang. Saat itu Sanghyang Wenang bertempat di Ondar-andir Bawana, berada di puncak Gunung Tengguru. Ia dilatih ilmu oleh Ayahnya sampai tamat. Tandanya ketika Snghyang Wenang diberi minum Tirta Kamandanu, serta menyerahkan kerajaannya kepada Sanghyang Wenang. Selepas kejadian itu, Sanghyang Nurasa menyatu dengan badan putranya itu.
•Bathara Narada
Adalah putra dari Sanghyang Caturkanaka/Kaneka dengan Dewi Laksmi. Sebab ia putra dari Sanghyang Kaneka, maka ia disebut juga dengan kanekaputra. Bertempat tinggal di Siddi Udaludal atau Sidik Pangudaludal. Istri dari Bathar Narada bernama Dewi Wiyodhi. Melahirkan putra dua yaitu Dewi Kanekawati (diperistri oleh Resi Seta) dan Batara Malangdewa. Sedangkan saudaranya bernama Sanghyang Printajala, Dewi Tiksnawti, Sanghyang Caturnawa, dan Sanghyang Caturbuja
Tubuh dari Batara Narada adalah berbadan cebol dan mendongkak ke atas. Meski berwujud cebol, ia sakti, jujur, pandai, ramah, dan suka bercanda. Oleh sebab itu, Dewa ini tidak mempunyai musuh dan selalu selamat dimanapun berada.
Saat di Kahyangan suralaya, Batara Narada menjadi sesepuh para dewa dan sebagai patih dari Batara Guru. Suatu ketika karena murkanya terhadap Batara Kanekaputra, maka muka Batara yang tampan ini oleh Batara Guru diubah hingga menjadi jelek, sesudah itu Kanekaputra disebut Narada. Batara Narada bermata kriyipan, berkedip-kedip terus, berhidung dempak mendongak, bermulut terbuka menampakan gigi, berkumis, bermahkota bentuk topong dengan garuda membelakang, berkain rapekan, berkeris bentuk ladrang (panjang), bersepatu.
•Batara Guru
Merupakan putra Sang Hyang Tunggal. Sanghyang Antaga (Togog) dan Sang Hyang Ismaya (Semar) adalah Saudaranya. Saat ada sayembara menelan dunia, Sanghyang Guru menang. Lalu merajai para dewa dan raja di tiga dunia, antara lai Jagad Tribawana yang meliputi Jagad Luhur (dunia utama/atas) tempar dewa dewi bersemayam, Jagad Madya (dunia tengah) tempatnya manusia hidup, dan Jagad Andhap (dunia bawah) tempat hean, jin dan makhluk lain, tempat dasar bumi hidup dan tinggak. Selain itu, Batara Guru juga disebut Sanghyang Manikmaya, Jqgadpratingkah, Sangkara, Jagadgirinata, Purbawasesa, Nilakantha, Girinata, Sukma Tunggal, Caturbuja, Guwenda, Sanghyang Hotioati
Saat itu sanghyang Tunggal memberi perintah kepada Manikmaya menjadi raja di tiga dunia. Lalu ia menjadi sombong, berwatak adigang adigung adiguna.
Wayang Batara Guru beroman muka tiga maca : Karna, Cancihi, dan Gana. Matanya jaitan (bentuknya seperti dijahit). Mata berbentuk demil dalam bahasa Jawa disebut njait. Hidungnya mancung, mukutnya tertutup. Tangannya empat, dan dua berdekap dari yang dua lagi memegang senjata Trisula dan Panah. Ia berdiri di atas Lembu Andhini. Selanjutnya dia bermahkota topeng, berjamang tiga susun, bergaruda membelakang, bersunting waderan, berselendang dan berkain.
•Dewi Ruci
Dewi Ruci adalah seorang dewa yang bertubuh kecil, tapi mempunyai suara besar. Ia sering disebut dengan nama Marbuyengrat atau Dewa Bajang. Kerajaannya berada di tengah Samudra. Hanya kepada dewa inilah Werkudara bisa bertatakrama dengan baik. Lalu Werkudara bertemu dengan dewabini saat cerita Tirta Perwitasari.
Dikisahkan saat Pendeta Durna menyuruh Werkudara untuk mencari air suci Perwitasari di tengah Samudra. Ketika itulah Werkudara diserang dan dilikit oleh seekor naga yang bernam Naga Nabatnawa. Mengeluarkan kesaktian kuku Pancanaka, Werkudara pun merobek-robek badan sang naga, sehingga sang naga mati seketika itu. Dewa Ruci bermata telengan. Berhidung dempak, berpupuk, berambut terkembang, bersunting waderan, tapi agak berbeda dengan sunting Werkudara, berkuku Pancanaka, berkain poleng, bersepatu, hal mana menandakan, bahwa dia seorang Dewa. Badannya dihiasi dengan kembang- kembang.
•Batara Indra
Adalah putra dari Batara Guru dengan Dewi Umayi. Julukan lain dari Batara indra ialah Batara Sakra atau Sanghyang Surapati. Sedangkan kerajaannya bernama Tinjomaya atau Kaindran. Sementara istrinya bernama Dewi Wiyati dan berputra Raden: Citrarata, Citragana, Citrasena, Jayantaka, Jayantara, Arjunawangsa, Dewi Tara, dan Dewi Tari. Jika Batara Indra bepergian sekalu naik Gajah Airawata (Erawata). Bersenjata Bajra atau petir, sebab apabila dihantamkan musuh suaranya seperti suara petir. Dalam kisah Begawan Ciptaning, Batara Indra mengubah diri sebagai orangtua bungkuk dan bertongkat dengan nama Resi Pandiya. Dewa Indra memiliki nama lain sesuai dengan karakter dan mitologi yang terkait dengannya. Nama lain tersebut juga mengandung suatu pujian. Nama lain Dewa Indra yakni: Sakra ( yang berkuasa), Swargapati (raja surga), Diwapati (raja para Dewa), Meghawahana (yang mengendarai awan), Wasawa (pemimoin para Wasu).
•Batara Surya
Merupakan putra dari Sanghyang Ismaya (Semar) dengan Dewi Senggani. Ia memiliki julukan Sanghyang Wiwaswat atau Sanghyang Martanta. Kerajaannya berada di Ekacakra. Jika bepergian, ia selalu naik kereta yang ditarik oleh tujuh ekor kuda. Dewa ini juga mendapat sebutan dewa matahari. Disebabkan tugasnya mengatur jalannya matahari.
Batara Surya mempunyai dua istri, yaitu Dewi Ngruna dan Dewi Ngruni. Sedangkan putranya bernama Rawiatmaja yang berhasil menurunkan raja-raja terkenal. Seperti prabu Arjuna Sasrabahu, raja Maespati. Prabu Janaka, raja negara Mantili. Prabu Ramawijaya dari negara Pancawati. Batara Surya Bermata jaitan, berhidung mancung agak mendongak, bersuara kecil, berjenggot, berbaju seperti halnya dengan semua dmDewa, bersunting Waderan, bajunya panjang, berselendang, dan bersepatu, berkeris selip di depan.
• Batara Wisnu
Merupakan putra dari Batara Guru. Julukan Batara Wisnu, antara lain Hyang Suman, Hyang Narayana, Sang Hyang Kesawa, Sang Hyang Ari, Sang Hyang Pirwaya, Sang Hyang Purusatama, Sang Hyang Cakrawati, dan Sang Hyang Kalasekti. Sedangkan ibunya bernama Dewi Uma. Sebagai Dewa, Batara Wisnu bertempat di kahyangan Utara Segara. Sementara di dalam tempat itu ada Taman Sriwedari.
Batara Wisnu memiliki beberapa istri, yaitu Dewi Sri atau istri pertama Sri Sumekar, berputra 3 orang anak, antara lain Dewi Srinandi, Srinanda, Srigati. Istri kedua bernama Dewi Sri Pujayanti. Istri Ketiga Dewi Pratiwi, berputra Bambang Sitija. Kelak bernama Narakasura raja di Trajutrisna atau Surateleng, serta Dewi Siti Sundari kelak menjadi istri Abimanyu putra dari Arjuna.
Batara Wisnu merupakan dewa keabadian. Sekaligus dewa kesejahteraan yang penuh dengan kebijaksanaan, selalu menjaga ketentraman, dan kelestarian dunia "memayu hayuning bawana". Diceritakan setiap dunia ada makhluk yang mempunyai watak jahat. Bersifat angkara murka yang menyebabkan dunia kacau, dan masyarakat amburadul. Maka Batara Wisnu turun ke dunia "marcapada" demi membasmi makhluk yang berwatak angkara murka.
Sang Hyang Wisnu bermata jaitan, berhidung mancung, bermuka agak mendongak, hal mana menandakan bahwa ia bersuara nyaring. Bermahkota dengan jamang 3 susun, bergaruda membelkang dan bersunting waderan. Sebagian rambutnya teruarai, berbaju dan berkain rapekan pendeta, keris terselip di bagian depan, sebagaimana halnya dengan pakaian dewa-dewa. Bergelang,berpontoh, berkeroncong , dan bersepatu.
Ketika melakukan kewajiban menyejahterakan alam semesta, Batara Wisnu rela menjelma menjadi makhluk tertentu, antara lain:
Kura-kura (Akupa), ikan (Matswa/Matsya), orang berkepala singa (Narasinga). Diceritakan di dunia pewayangan, Batara Wisnu beberapa kali menitis "manjanma, sajiwa" ternadap manusia lain:
Menitis pertama kepada Rama Parasu, menitis "Sajiwa" bersama Arjuna, menitis "Sajiwa" bersma Sri Ramawijaya, menitis terhadap Sri Kresna.
Sementara dalam filsafat Waisnawa, Batara Wisnu mempunyai enam sifat ketuhanan, antara lain:
1. Jnana- mengetahui segala sesuatu yang terjadi di alam semesta
2. Aishvarya- Maha kuasa, tidak ada yang dapat mengaturnya
3. Shakti- memiliki kekuatan untuk membuat yang tak mungkin menjadi mungkin
4. Bala- maha kuat, mampu menopang segalanya tanpa merasa lelah
5. Tejas- memberi cahaya spiritualnya kepada semua makhluk.
•Sang Hyang Nagaraja
Adalah Dewa dari segala macam ular. Berjuluk Sanghyang Hanataboga dan berwujud seekor naga besar dan bermahkota. Bertempat di kerajaan Sapta Pertala atau Kahyangan Sumur Jalatunda Sedangkan Putra-putrinya bernama Dewi Pertiwi, Bambang Pertiwanggana, Dewi Nagagini, dan Nagatatmala.
Saat Dewi Pertiwi diperistri Prabu Kresna, Raja Dwarawarti. Ia berputra Raden Suteja dan Dewi Siti Sundari. Sementara Dewi Nagagini diperistri oleh Werkudara, penengah Pandawa.
•Lembu Andini
Merupakan wujud sapi betina yang berwarna putih. Dikisahkan Batara Guru selalu menaiki Lembu Andini apabila saat bepergia . Hewan tersebut berasal dari Jagad Sunyaruri. Putra dari Raja Jin dari negara Dahulagiri. Yang bernama Prabu Patanam. Hewan Lembu Andini menjadi kendaraan Batara Guru asal mula berawal saat Batara Guru diberi kekuasaan oleh Sanghyang Tunggal. Demi menjabat sebagai raja di tiga dunia atau Jagad Tri Buwana (Jagad Luhur,Madya,Andhap).
•Batara Ganesa
Atau Betara Gana merupakan putra dari Batara Guru dengan Dewi Uma. Dewa ini sebagai lambang ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Ia dewa berwujud kepala gajah dan disebut juga batara Gana.
TOKOH-TOKOH PUTRI
•Sinta
Merupakan titisan Batari Widawati. Ia diperistri oleh Ramawijay dan berputra Lawa dan Kusa. Ada kisah yang menyebutka bahwa sinta adalah putra dari Dasamuka. Sebab Dasamuka telah berjanji, jika anak yang dilahirka instrinya , yaitu Dewi Kanung adalah perempuan, akan diperistri sendiri. Maka oleh Wibisana, bayi perempuan yang baru lahir itu dihanyutkan ke sungai Silugangga hingga akhirnya ditemukan oleh Prabu Janaka dari Mantili dan diakui sebagai anaknya.
Inti dari kisah Ramayana adalah penculikan Sinta oleh Rahwana raja kerajaan Alengka yang ingin mengawininya. Penculikan ini berakibat dengan hancurnya kerajaan Alengka oleh serangan Rama yang dibantu bangsa Wanara dari kerajaan Kiskendha.
•Kunti
Atau Kunti Talibrata merupakan putri Prabu Kuntiboja dengan Dewi Bondasari, Kuntiboja sendiri adalah raja Mandura, mempunyai julukan Dewi Prita. Ia menjadi Istri dari Prabu Pandu dan Memiliki 3 putra, antara lain Yudistira, Werkudara dan Arjuna. Selain itu, ia mengakui putra dari Dewi Madrim sebagi putranya sendiri, yaitu Nakula dan Sadewa.
Dewi Madrim menemui ajal, sebab mengikuti jejak Prabu Pandu saat ikut pati obong atau Sati. Maka dengan penuh kesabaran dan kasih sayang diasuhkanlah Nakula dan Sadewa, seperti anaknya sendiri. Diberi pendidikan dengan ajaran baik, sehingga semua putranya juga berwatak baik, serta menjadi satria utama yang luhur budi pekertinya.
Dewi kunti sangat menyenangi dan mempelajari il mu-ilmu kejiwaan/kebatinan. Dewi Kunti berwatak penuh belas kasih, setia dan wingit.
•Drupadi
Merupakan putra Prabu Drupadi, raja Pancalaradya. ia diperistri oleh Prabu Yudiatira dan mempunyai putra bernama Raden Pancawala. Drupadi menjadi Istri Yudistira dikarenakan Yudistira memenangkan sayembara yang diadakan oleh Gandamana Pamannya.
Dewi Drupadi bermata jaitan, berhidung mancung, bermuka tenang dan tertunduk, bersanggul keling, sebagian rambut terurai poos (bersahaja), bersunting waderan. Tak memakai perhiasan emas atau permata apapun. Segala-galanya sederhana seperti Prabu Yudistira.
•Sembadra
Sembadra adalah putra dari Prabu Basudewa, Raja Mandura dengan Dewi Rohini. Ia mempunyai nama lain, yaitu Rara ireng dan Bratajaya. Memiliki dua saudara, antara lain Kakrasana atau Baladewa dan Narayana atau Kresna. Saat masih kecil, dititipkan oleh Ayahnya kepada Ki Antyagopa dan Nyai Sagopi di Widarakandang. Karena akan dibunuh oleh Kangsa yang memiliki keinginan menjadi raja di Mandura. Sembadra terkenal dalam budaya pewayangan Jawa sebagai seorang putri anggun, lembut, tenang, setia, dan patuh pada suaminya. Ia merupakan sosok ideal priyayi putri jawa.
•Srikandi
Adalah salah satu putri raja Drupada dengan Dewi Gandawati dan kerajaan Panchala. Ia berasal dari api yang dipuja oleh Prabu Drupada. Sang Prabu berbuat seperti ini, sebab ia ingin membalas sakit hatinya terhadap Pendeta Durna. Saat itu Prabu Drupada dipermalukan oleh Durna yang menyuruh Kurawa dan Pandawa untuk memukuli dan menyeretnya, seperti orang yang hina. Sementara, Durna berbuat seperti itu sebab ia juga denda terhadap Prabu Drupada. Akibat Durna memanggil raja dengan pnggilan Sucitra " nama kecilnya".
Dewi Srikandi sangat gemar dalam olah keprajuritanan dan mahir dalam mempergunakan senjata panah. Kepandaiannya tersebut didapatkannya ketika ia berguru pada Arjuna, yang kemudian menjadi suaminya.
Dewi Srikandi bermata jaitan, berhidung mancung, bermuka mendongak, menandakan ia putri bersuara dencing, bersanggul gede (nama bentuk sanggul), berjamang dengan garuda membelakang, sebagian rambut terurai bentuk polos,berkalung bulan sabit, berkain dodot putren (pakaian putri dalam keraton)
TOKOH-TOKOH ABDI
• Semar
Merupakan trah Sang Hyang tunggal dengan Dewi Wiranti. Ia memiliki dua saudara, yaitu Sanghyang Antaga "Togog" dan Sanghyang Manikmaya "Batara Guru". Tiga saudara itu berasal dari telur yang bercahaya. Saat dipuja oleh Sanghyang Tunggal telur tersebut pecah kukitnya menjado Togog. Sementara putih telurnya menjadi Semar dan Kuning telurnya menjadi Batara Guru.
Semar cengeng, gampang menangis. Kalau kesatria yang diiringkannya menghadapi bahaya, menangislah ia , tetapi menangisnya berlagu dengan menggunakan wangsalan, berkata-kata samar-samar dan mengandung arti seperti misalnya dalam kata-kata: roning mlinjo( nama daun mlinjo ialah so).
•Gareng
Adalah anak Gandarwa"sebangsa jin". Diambil dari anak angkat pertama oleg Gareng. Julukan lain Gareng, antara lain Pancalpamor yang berarti menolak godaan duniawi. Pegatwaja berarti gigi sebagai perlambang, bahwa Gareng tidak suka makan makanan yang enak-enak. Dimana bisa memboroskan dan mengundang penyakit. Lalu ada lagi Nala Gareng yang artinya hati yang kering. Kering dari keangkaramurkaan, maka ia senantiasa berbuat baik.
Diceritakan bahwa Gareng merupakan Punakawan kedua, setelah Semar. Ciri-ciri fisik dari Gareng yang menonjol antara lain:
1. Mata juling, artinya tidak ingin melihat hal-hal yang mengundang kejahatan.
2. Tangan ceko "melengkung", artinya tidak ingin mengambil atau merampas hak dari orang lain.
3. Kaki gejik "Pincang", artinya selalu penuh dengan kewaspadaan dalam segala perilaku.
Selain itu, Gareng berhidung bundar, Berkalung, berkuncir, dan berkain rapekan awak (Jawa:Dhagelan). Kaki depannya bubul, berkeris, Gareng berwanda: wregul, kancil, bajang, janggleng.
•Petruk
Adalah Gandarwa, termasuk anak angkat kedua Semar, adik dari Nala Gareng. Julukan dari Petruk, antara lain Kantong Bolong artinya gemar berderma . Lalu ada Doblajaya berarti pintar, di antara beberapa saudaranya, Gareng dan Bagong. Petruk memang paling pintar berbicara, serta biasa memberi saran kepada tuannya.
Tempat tinggalnya berada di Pecuk Pecukilan. Ia mempunyai satu anak bernama Bambang Lengkung Kusuma, seorang berwajah tampan. Sedangkan istrinya bernama Dewi Undanawati. Petruk tergolong Punakawan yang mengasuh para kesatria tama. Petruk sebagai Punakawan bersama Ayahnya dan saudaranya, senantiasa menghibur tuannya. Saat susah menerima cobaan, mengingatkan saat lupa, dan membela saat sedang teraniaya.
Petruk bermata keran (juling), berhidung panjang, bermulut lebar, berbibir tersenyum, berkucir, berkain dagelan (lawak)., Bersenjata golok dan berkeris sengkalan (Jawa: uleg-uleg).
•Bagong
Adalah anak ketiga Semar. Ia merupakan adik dari Gareng dan Petruk. Dikisahkan saat Gareng dan Petruk minta dicarikan teman. Sanghyang Tunggal bersabda, "Ketauhilah bahwa temanmu adalah bayanganmu sendiri". Saat itulah bayangannya berubah menjadi manusia dan selanjutnya diberi nama Bagong. Ia berbadan pendek, gemuk, seperti Semar. Tetapi mata dan mulut lebar.
Bagong mempunyai sifat bercanda, pandai membuat lelucon, bahkan terkadang kelucuannya menjengkelkan, beradat lancing, tapi jujur dan berkesaktian hebat. Apabila menjalankan tugas terkadang tergesa-gesa kurang perhitungan. Selain itu Bagong bersuara lantang besar, dan kedengaran sedikit kendor di leher.
Di dalam cerita pedalangan Jawa, Bagong dikenal pula dengan nama Bawor, Carub atau Astrajingga. Bagong mempunyai tabiat; lagak lagu katanya kekanak-kanakan, lucu, suara besar agaj serak (agar; Jawa), tindakannya seperti orang bodoh, kata-katanya menjengkelkan, tetapi selalu tepat.
TOKOH-TOKOH RAKSASA
•Kumbakarna
Adalah anak kedua dari Resi Wisrawa dengan Dewi Sukesi. Putra pertamanya bernama Dasamuka. Jadi Kumbakarna adalah adik Dasamuka. Kumbakarna berwujud dan berwajah menakutkan, bertubuh besar, bertelinga lebar, seperti kuwali "kumba". Dalam bahasa sansekerta, secara harafiah nama kumbakarna berarti " bertelinga kendi".
Kumbakarna sering memberi nasihat kepada Rahwana, menyaarkan bahwa tindakannya keliru. Ketika Rahwana kewalahn menghadapi Sri Rama , maka ia menyuruh Kumbakarna menghadapinya. Kumbakarna sebenarnya tahu bahwa kakaknya salah, tetapi demi membela Alengka tanah tumpah darahnya dia pun maju prajurit melawan serbuan Rama. Kumbakarna sering dilambangkan sebagai perwira pembela tanah tumpah darahnya. Sebab ia membela Alengka untuk segaka kaumnya, bukan untuk Rahwana saja, dan ia berperang melawan Rama tanpa rasa permusuhan, hanya semata-mata menjalankan kewajiban.
•Sukasrana
Merupakan adik Bambang Sumantri atau Patih Suwanda. Sukasrana adalah anak dari Begawan Suwandagni dari pertapaan Jatisarana. Meskipun berwujud buta bajang (raksasa kecil), namun ia sangat sakti dan mempunyai cinta kasih yang luar biasa terhadap saudara tuanya (Sumantri). Dikisahkan bahwa Sukasrana senantiasa membantu kesulitan kakaknya.
Saat itu, Sumantri dapat hukuman dari rajanya bernama Arjuna Sasrabahu. Ia bisa diterima kembali sebagai patih, apabila sanggup menghadirkan Taman Sri Wedari atau mampu memindahkan Taman Sri Wedari.
Saat Sumantri kembali menjadi patih atau perdana menteri. Sukrasana pun secara diam-diam tetap diajak ke Maespati. Tapi suatu waktu, Sukrasana merasa kebosanan terus tinggal di kepatihan, sedangkan di lain sisi, kakaknya menjalankan tugas kenegaraan. Kemudian Sukrasana sangat tergoda dan terpesona akan kecantikan terhadap putri keraton. Lalu ia termenung dan memperhatikan putri-putri di kolam pemandian.
•Kalabendana
Kalabendana merupakan putra Prabu Arimbaka/Tremboko/Raja di Pringgadani. Arimbi dan Arimba termasuk saudara Kalabendana. Sementara dari istri selir Prabu Arimbaka, ia mempunyai putra Brajadenta dan Brajamusti. Wujud dari Kalabendana seperti raksasa. Memikiki watak jujur, berbudi baik, meskipun tidak pandai, sedangkan saat berkata, suaranya gagu "cedhal".
Kalabendana meninggal karena pukulan/tamparan Gatotkaca yang tidak sengaja membunuhnya. Tamparan itu hanya bermaksud menghentikan teriakan Kalabendana yang membuka rahasia perkawinan Abimanyu (putra Arjuna dengan Dewi Sumbadra) dengan Dewi Siti Sundari (Putri Prabu Kresna dengan Dewi Pratiwi) tatkala Abimanyu akan menikah dengan Dewi Utari, putri bungsu Prabu Matswapati dengan Dewi Ni Yutisnawati, dari negara Wirata.
•Cakil
Adalah berwujud raksasa atau sering disebut Gendir Penjalin, Gendring Caluring, Eneng-eneng kodheng, klanthang Mimis, dan Lentring Maya. Dari nama-nama tersebut mengandung arti halangan bagi orang yang akan menggapai cita-cita. Biasanya Cakil keluar memerangi dan menghalangi para kesatria yang akan melaksanakan tugas utama.
Buta Cakil dibuat sekitar tahun 1552 saka atau pada 1630 Masehi. Hal tersebut ditandai oleh candra sengkala yang berbunyi tangan yaksa satataning jalma. Tangan: 2, Yaksa: 5, dan Jalma: 1. Sehingga urutan tahun tersebut dengan cara dibalik. Bukan 2551, tetapi 1552. Ini memiliki arti wayang Cakil dibuat pada zaman Sultan Agung yang memang mengembangkan budaya Jawa.
Cakil bertubuh raksasa kecil, bertaring panjang ke ata. Cakil bersifat pemberani, tangkas, trengginas, banyak tingkah dan pandai bicara. Ia berwatak kejam, serakah, selalu menurutkan kata hati dan mau menangnya sendiri. Cakil selalu ada dan hiduo di setiap negara raksasa. Cakil merupakan raksasa hutan (selalu tinggal di hutan) dengan tugas merampok para satria atau merusak dan menganggu ketentraman kehidupan para brahmana di pertapaan. Ia mempunyai prajurit raksasa, seperti Buta Rambut Geni, Buta Rambut Gimbal, dan Buta Terong. Karakter dari Cakil selalu mengikuti raja yang jahat atau menjadi abdi Batari Durga (Batari Kejahatan).
•Kumbakarna
Adalah anak kedua dari Resi Wisrawa dengan Dewi Sukesi. Putra pertamanya bernama Dasamuka. Jadi Kumbakarna adalah adik Dasamuka. Kumbakarna berwujud dan berwajah menakutkan, bertubuh besar, bertelinga lebar, seperti kuwali "kumba". Dalam bahasa sansekerta, secara harafiah nama kumbakarna berarti " bertelinga kendi".
Kumbakarna sering memberi nasihat kepada Rahwana, menyaarkan bahwa tindakannya keliru. Ketika Rahwana kewalahn menghadapi Sri Rama , maka ia menyuruh Kumbakarna menghadapinya. Kumbakarna sebenarnya tahu bahwa kakaknya salah, tetapi demi membela Alengka tanah tumpah darahnya dia pun maju prajurit melawan serbuan Rama. Kumbakarna sering dilambangkan sebagai perwira pembela tanah tumpah darahnya. Sebab ia membela Alengka untuk segaka kaumnya, bukan untuk Rahwana saja, dan ia berperang melawan Rama tanpa rasa permusuhan, hanya semata-mata menjalankan kewajiban.
•Sukasrana
Merupakan adik Bambang Sumantri atau Patih Suwanda. Sukasrana adalah anak dari Begawan Suwandagni dari pertapaan Jatisarana. Meskipun berwujud buta bajang (raksasa kecil), namun ia sangat sakti dan mempunyai cinta kasih yang luar biasa terhadap saudara tuanya (Sumantri). Dikisahkan bahwa Sukasrana senantiasa membantu kesulitan kakaknya.
Saat itu, Sumantri dapat hukuman dari rajanya bernama Arjuna Sasrabahu. Ia bisa diterima kembali sebagai patih, apabila sanggup menghadirkan Taman Sri Wedari atau mampu memindahkan Taman Sri Wedari.
Saat Sumantri kembali menjadi patih atau perdana menteri. Sukrasana pun secara diam-diam tetap diajak ke Maespati. Tapi suatu waktu, Sukrasana merasa kebosanan terus tinggal di kepatihan, sedangkan di lain sisi, kakaknya menjalankan tugas kenegaraan. Kemudian Sukrasana sangat tergoda dan terpesona akan kecantikan terhadap putri keraton. Lalu ia termenung dan memperhatikan putri-putri di kolam pemandian.
•Kalabendana
Kalabendana merupakan putra Prabu Arimbaka/Tremboko/Raja di Pringgadani. Arimbi dan Arimba termasuk saudara Kalabendana. Sementara dari istri selir Prabu Arimbaka, ia mempunyai putra Brajadenta dan Brajamusti. Wujud dari Kalabendana seperti raksasa. Memikiki watak jujur, berbudi baik, meskipun tidak pandai, sedangkan saat berkata, suaranya gagu "cedhal".
Kalabendana meninggal karena pukulan/tamparan Gatotkaca yang tidak sengaja membunuhnya. Tamparan itu hanya bermaksud menghentikan teriakan Kalabendana yang membuka rahasia perkawinan Abimanyu (putra Arjuna dengan Dewi Sumbadra) dengan Dewi Siti Sundari (Putri Prabu Kresna dengan Dewi Pratiwi) tatkala Abimanyu akan menikah dengan Dewi Utari, putri bungsu Prabu Matswapati dengan Dewi Ni Yutisnawati, dari negara Wirata.
•Cakil
Adalah berwujud raksasa atau sering disebut Gendir Penjalin, Gendring Caluring, Eneng-eneng kodheng, klanthang Mimis, dan Lentring Maya. Dari nama-nama tersebut mengandung arti halangan bagi orang yang akan menggapai cita-cita. Biasanya Cakil keluar memerangi dan menghalangi para kesatria yang akan melaksanakan tugas utama.
Buta Cakil dibuat sekitar tahun 1552 saka atau pada 1630 Masehi. Hal tersebut ditandai oleh candra sengkala yang berbunyi tangan yaksa satataning jalma. Tangan: 2, Yaksa: 5, dan Jalma: 1. Sehingga urutan tahun tersebut dengan cara dibalik. Bukan 2551, tetapi 1552. Ini memiliki arti wayang Cakil dibuat pada zaman Sultan Agung yang memang mengembangkan budaya Jawa.
Cakil bertubuh raksasa kecil, bertaring panjang ke ata. Cakil bersifat pemberani, tangkas, trengginas, banyak tingkah dan pandai bicara. Ia berwatak kejam, serakah, selalu menurutkan kata hati dan mau menangnya sendiri. Cakil selalu ada dan hiduo di setiap negara raksasa. Cakil merupakan raksasa hutan (selalu tinggal di hutan) dengan tugas merampok para satria atau merusak dan menganggu ketentraman kehidupan para brahmana di pertapaan. Ia mempunyai prajurit raksasa, seperti Buta Rambut Geni, Buta Rambut Gimbal, dan Buta Terong. Karakter dari Cakil selalu mengikuti raja yang jahat atau menjadi abdi Batari Durga (Batari Kejahatan).
Komentar
Posting Komentar